%0 Thesis %9 Skripsi %A SEPTI ERMAWATI, NIM. 11360059 %B FAK. SYARI'AH %D 2015 %F digilib:16647 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K pemimpin politik perempuan, PKB, PKS %P 104 %T KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF PARTAI KEBANGKITAN BANGSA ( PKB ) DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA ( PKS ) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16647/ %X Politik perempuan selalu menjadi problematika kebangsaan yang selalu menjadi perbincangan hangat di republik ini. Karena perempuan selalu dimarginalkan terutama pada wilayah struktural yaitu dengan adanya badan otonom khusus perempuan, sementara peran peran perempuan belum maksimal karena keterbatasan sumber daya manusia. Persoalan mengenai hak perempuan dalam berkiprah di dunia politik menjadi masalah yang kontroversial, terutama dalam hal perempuan menjadi pemimpin atau kepala negara. Pada sisi lain kenyataan objektif akan adanya sejumlah perempuan yang memiliki pengaruh kuat dan memiliki persyaratan objektif di dalam masyarakat menjadi fakta bahwa perempuan memiliki peluang dan pengaruh besar di dalam masyarakat. Dari persoalan diatas kajian ini juga dilakukan guna menemukan bagaimana pandangan politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengenai kepemimpinan perempuan serta menjelaskan aspek-aspek yang menjadi kontroversi pemikiran dalam persamaan dan perbedaan pendapat politik kedua partai mengenai kepemimpinan perempuan. Jenis penelitian ini menggunakan kepustakaan atau library research, yaitu melakukan kajian yang merujuk pada data-data yang ada pada referensi. kemudian menelaah atau mengkaji sumber kepustakaan, khususnya mengenai kepemimpinan politik perempuan dalam perspektif PKB dan PKS. Sementara sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitis-komparatif dengan menggunakan pendekatan normative. Dalam pandangan PKB bolehnya perempuan menjadi kepala negara berpatokan pada dua pendekatan yaitu melalui pendekatan rujukan dalil-dalil dari nas-nas al-Qur’an maupun hadist serta pendapat-pendapat para ahli ijtihad. Dan yang kedua adalah melalui sudut pandang dari pemahaman inti dan substansi demokrasi dan persamaan hak menurut doktrin-doktrin hukum konvensional atau kesepakatan-kepsepakatan di luar Islam yang betujuan untuk mengatur hajat hidup orang banyak yang dalam konteks Indonesia tercover dalam pancasila. Sementara itu, PKS secara terang-terangan mengharamkan perempuan menjadi kepala negara, karena ideologi yang digunakan adalah syariat Islam. Namun disisi lain, kedua partai tersebut sama-sama membolehkan perempuan untuk ikut berperan aktif dalam ranah perpolitikan. Sedangkan Perbedaan antara kedua partai ini ialah pola pemahaman syari’at dari elit-elit kedua partai, faktor sejarah, latar belakang pendidikan dari para elit partai serta perbedaan kondisi sosial budaya. %Z Dr. Fathorrahman, S.Ag., M.S.I.,