<> "The repository administrator has not yet configured an RDF license."^^ . <> . . . "FILSAF AT DALAM PEI\\FIKIRAN ISLAM RASIONAL HARUN\r\nNASUTION (SCBUAH SUMBANGAN BAGI PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM\r\nDI INDONESIA)"^^ . "Disertasi ini memfok:uskan pembahasannya pada filsafat ,dalam\r\npemikiran Harun Nasution, dengan meletakkan obyek formalnya pada gagasan\r\nIslam Rasional. Sejak tahun 70-an, Harun Nasution mencoba mengintrodusir\r\npemikiran Islam rasional yang inspirasi utamanya diambil dari pemikiran\r\nteologi Mu' tazilah, pemikiran para filosof Muslim dan pemikiran para pembaru\r\nIslam seperti Muhammad Abduh ke dalam kancah pemikiran Islam secara\r\nsistematis melalui lembaga pendidikan tinggi terutama IAIN dengan\r\nmempublikasikan karya-karya yang bercorak teologi maupun filsafat yang\r\nk:urang diapresisasi selama ini.\r\nPemikiran Islam rasional dikonstruksi dengan metode filsafat atas logika\r\nhukum alam atau logika keadilan Tuhan dan pandangan kebebasan manusia.\r\nLogika hukum alam berpandangan bahwa di alam semesta Tuhan telah\r\nmenciptakan hukum-hukum-Nya (hukum kausalitas) secara tetap dan tidak\r\npernah mengalami perubahan. Keberhasilan manusia tergantung kepada\r\nkemampuannya memahami dan memanfaatkan hukum-hukum alam itu. Peran\r\nTuhan dalam konsep ini menjadi berk:urang sementara kebebasan manusia\r\nsemakin bcsar. Manusia adalah agen yang otonom dalam eksistensi dan\r\nhistorisitas hidupnya Ia bertanggung jawab atas kehidupannya yang kongkret\r\nterhadap tindakan yang dilepaskannya. Peran manusia tidak hanya pada\r\nkebebasan berbuat tetapi juga pada akal pikirannya yang mampu mencapai\r\nkebenaran seperti halnya kebenaran dari informasi wahyu, sama halnya\r\npandangan para filosof Muslim al-Farabi, lbn Sina maupun lbn Rusyd.\r\nKebebasan merupakan hal yang mendasar dalam wacana Harun Nasution.\r\nDengan akalnya, manusia bisa bertransendensi dan mengambil distansi dengan\r\nentitas lain misalnya mengambil jarak terhadap tafsiran wahyu yang dipahami\r\noleh cendekiawan masa lampau. Hal ini sudah dilakukan oleh para pembaru\r\nsebelwnnya, seperti Muhammad Abduh.\r\nHarun juga mengingatkan kepada umat Islam agar mampu membedakan\r\nmana wilayah universal qath 'f yang tidak terikat pada ruang dan waktu dan\r\nmana wilayah lokal partikular zhannf yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu.\r\nPembedaan ini betpengaruh pada eksplorasi epistemologi dan pada penemuan\r\nrelasi ilmu, baik relasi koherensi, korespondensi maupun pragmatik. Meskipun\r\nHarun sendiri baru bergerak secara sistematis pada wilayah koherensi,\r\nsedangkan korenspondensi maupun pragm~tik masih merupakan rekomendasi\r\nyang bisa dilanjutkan oleh para pelanjutllya. Ini bertolak belakang dengan\r\npandangan teologi yang sudah berakar kuat dan menjadi imajinatif kolektif\r\numat Islam di tanah air yaitu teologi Asy'ariah atau teologi Ahl Sunnah wa alJama'ah\r\nyang berdiri atas logika kehendak mutlak Tuhan (teosentris). Dalam\r\nteologi ini peran Tuhan sangat besar dan manusia menjadi sangat lemah dan\r\ntidak mempunyai kebebasan. Allah dikonsepsikan sebagai personal God yang\r\nberada di singgasana-Nya, Ia Maha Berdaulat dan Otoriter. Teologi ini bersifat\r\ntradisional dan non filosofis.\r\nUnsur penyerahan manusia kepada Tuhan sangat tinggi sehingga\r\nspekulasi manusia cenderung tidak berkembang. Informasi wahyu mempunyai\r\nposisi yang otoritati.f, bahkan tafsiran mutakallimuun (teolog) masa lalu yang\r\nhistoris diangkat menjadi normatif sehingga mempunyai •otoritas yang kuat.\r\nOrang akan dikungkung oleh model berpikir bayanf dan sulit untuk bisa\r\nmeajangkau model berpikir metateks karena kekhawatiran akan murka Allah.\r\nHarun merasa resah dengan peta pemikiran Islam di tanab air, khususnya\r\ndalam teologi. Menurut Harun Nasution, teologi Islam yang diajarkan di\r\nIndonesia pada umumnya adalah teologi Asy' ariah yang bersifat tradisiooal,\r\nsehingga timbul kesan di kalangan umat Islam bahwa inilah satu-satunya\r\nsistem teologi yang ada dalam Islam. Pandangan ini akan mudah teibawa\r\nkepada sikap truth claim, mudah mengatakan orang lain sesat, kafir dan\r\nsebagainya. Cara berpikir mode of thought semacam ini pada gilirannya akan\r\nmemunculkan mode of knowing dan ini akan berimplikasi yang luas. Padahal,\r\nada sistem teologi lain yang lebih liberal, rasional dan filosofis, yaitu teologi\r\nMu'tazilah. Teologi rasional semacam inilah, menurut Harun yang akan\r\nmembawa kemajuan, sedangkan teologi Asy'ariah menyebabkan umat menjadi\r\nfatalis, mudah menyerah pada nasib. Tentu saja rekomendasi Hamn ini bersifat\r\nhistoris bukan romantisme semata, karena pada masa kejayaan Islam dalam\r\npandangan Harun, andil Mu'tazilah demikian signifikan. Para pemikir Islam\r\nmodern, seperti Muhammad Abduh, Ahmad Khan, Iqbal dan lain-lain juga\r\nmelihat perlunya sistem teologi Mu' tazilah diaktualkan kembali. Bahkan,\r\ndalam perkembangan dan kemajuan Barat, terutama pada masa renaisans unsur\r\nrasionalitas ini ikut memberikan kontribusi melalui pemikiran rasional Ibn\r\nRusyd, yang rasionaJitasnya paralel dengan Mu' tazilah, terutama dalam\r\nelaborasinya tentang kausalitas. Dari pengalaman ini temyata rasionalitas\r\nmodel Mu'tazilah mampu menggempur model tradisionalisme yang\r\nberkembang di Baral Otoritas wahyu dalam spekulasi Mu' tazilah menjadi\r\nkecil. Dalam hal ini, Hamn mempunyai pemahaman pemi.kiran sirkular\r\nterhadap dialektika sejarah. '\r\nPemikiran Islam Rasional Hamn Nasution ini mendapatkan antusiasme\r\nyang menggembirakan dari kalangan muda . dan kalangan birokrasi\r\npemerintahan. Buku Harun menjadi rujukan di Perguruan Tinggi Agama Islam\r\ndi seluruh Indonesia. Di kalangan mahasiswa dan kaum muda, Hamn berhasil\r\nmenyuntikkan etos intelektualisme di mana orang merasa bebas untuk\r\nmengeksperikan pikirannnya tanpa takut salah dan juga yang lebih penting\r\ntanpa takut dilabeli dengan stigma tertentu, seperti sesat, murtad dan lain\r\nseb~gainya. Harun memberikan pencerahan • intelektual dan membuka\r\npanorama pemikiran yang cukup signifikan untuk iklim intelektual Islam di\r\ntanah air. Pengalaman menuntut ilmu di McGill University pada Program\r\nMagister dan Doktor menyebabkan Harun memahami dan memiliki sikap\r\nilmiah dan intclekual secara baik yang masih kurang berkcmbang di tanah air.\r\nDi kalangan pemerintah Orde Baru model pemi.kiran ini sedang ditunggu\r\nkedatangannya karena pemerintah sedang memobilisasi masyarakat untuk\r\npembangunan, sedang dibutuhkan piranti untuk. mendukungnya. Untuk itu\r\nsikap rasional memang dibutuhkan, karena sudah ada political will pemerintah\r\nuntuk ini. Secara aksilogis teologi rasional Hamn begitu fungsional, di sini\r\nterjadi simbiosis mutualisma.\r\nSejak awal kritik terhadap gagasan Islam Rasional Harun ini sudah\r\nmuncul. Term Mu' tazilah sendiri di kalangan pesanlren tidak disenangi.\r\nKetidaksenangan masyarakat tradisional terhadap Mu' tazilah didasari oleh\r\npengalaman historis dimana ulama-ulama salaf seperti Imam Hambal\r\ndiperlakukan secara kasar oleh pemerintah yang mendukung model teologi\r\nMu' tazilah.\r\nHarun Nasution dianggap terlalu melangit menyederhanakan persoalan,\r\nkarena persoalan kemunduran umat Islam tidak bisa hanya dicari.kan pada sifat\r\nfatalismc Asy' ariah, akan tetapi ada variabel lain, seperti tekanan penguasa\r\nyang ikut menyebabkan penderitaan masyarakat. Kritikan lainnya seperti\r\nmemaham.i reason sebagai being tidak selalu tepal Harun dikritik karena tidak\r\nbanyak menggunakan teori kritis dalam tulisannya sehingga dianggap tidak\r\npeka terhadap rakyat tertindas. Namun, pada sisi lain, Harun Nasution telah\r\nmemberikan cara baru membaca ajaran Islam yang dalam konteks pemikiran\r\nIslam di Indonesia relatif masih jarang sehingga ia mempunyai efek\r\npencerahan. Ke depan diperlukan melihat lebih cermat pemikiran Harun\r\nNasution. Diperlukan pendekatan fenomenologis-eksistensial untuk melihat\r\najaran Islam, tidak didominasi rasional skolastik. Inilah di antara kontribusi\r\ntulisan ini."^^ . "2009-01-01" . . . "UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA"^^ . . . "PROGRAM PASCASARJANA, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA"^^ . . . . . . . . . "NIM : 973086"^^ . "NURISMAN"^^ . "NIM : 973086 NURISMAN"^^ . . . . . . "FILSAF AT DALAM PEI\\FIKIRAN ISLAM RASIONAL HARUN\r\nNASUTION (SCBUAH SUMBANGAN BAGI PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM\r\nDI INDONESIA) (Text)"^^ . . . "NURISMAN - NIM 973086 FILSAF AT DALAM.pdf"^^ . . . "FILSAF AT DALAM PEI\\FIKIRAN ISLAM RASIONAL HARUN\r\nNASUTION (SCBUAH SUMBANGAN BAGI PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM\r\nDI INDONESIA) (Other)"^^ . . . . . . "lightbox.jpg"^^ . . . "FILSAF AT DALAM PEI\\FIKIRAN ISLAM RASIONAL HARUN\r\nNASUTION (SCBUAH SUMBANGAN BAGI PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM\r\nDI INDONESIA) (Other)"^^ . . . . . . "preview.jpg"^^ . . . "FILSAF AT DALAM PEI\\FIKIRAN ISLAM RASIONAL HARUN\r\nNASUTION (SCBUAH SUMBANGAN BAGI PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM\r\nDI INDONESIA) (Other)"^^ . . . . . . "medium.jpg"^^ . . . "FILSAF AT DALAM PEI\\FIKIRAN ISLAM RASIONAL HARUN\r\nNASUTION (SCBUAH SUMBANGAN BAGI PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM\r\nDI INDONESIA) (Other)"^^ . . . . . . "small.jpg"^^ . . "HTML Summary of #16741 \n\nFILSAF AT DALAM PEI\\FIKIRAN ISLAM RASIONAL HARUN \nNASUTION (SCBUAH SUMBANGAN BAGI PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM \nDI INDONESIA)\n\n" . "text/html" . . . "Ilmu Agama Islam" . .