%0 Thesis %9 Skripsi %A A. SYAIFUDIN, NIM. 08110058 %B FAK. ADAB DAN ILMU BUDAYA %D 2015 %F digilib:16752 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Batana, al-Qur’an, dan makna konteks %P 78 %T MA’ANIY KALIMAH “AL BATN” WA MUSYTAQATIHA FI AL QUR’AN (DIRASAH DALALIYYAH SIYAQIYYAH) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16752/ %X Al-Qur’an diturunkan kepada umat manusia pada umumnya dan muslim khususnya, selalu menampilkan pemaknaan yang berbeda dengan penafsiran sebelumnya, dalam bahasa lain al-Qur’an selalu memunculkan sesuatu yang inovatif, yang absah dalam setiap gaya penafsiran. Akan tetapi, banyak tafsir klasik yang mengesampingkan makna konteks. Hal ini karena ulama ingin memiliki kesepakatan yang sama untuk mencapai tujuan pemaknaan tunggal yang dianggap benar dengan mengacu pada makna tekstual yang bersumber dari hadis Nabi maupan riwayat para ulama, dan mengabaikan unsur-unsur makna di luar teks. Dinamika pemaknaan al-Qur’an yang dimotori oleh kalangan akademisi semakin bervariasi dan berkembang. Aneka metode dan analisis dilakukan agar makna hakiki yang terkandung di dalam al-Qur’an dapat dipelajari, dipahami, dan diamalkan dengan baik dan benar. Al-Qur’an memiliki bahasa yang setiap pemilihan katannya memiliki maksud dan arti yang tersembunyi, seperti kata “Al-Bat}nu” dan derivasinya yang artinya bisa menjadi tersembuyi, perut, rahim, arah, kepribadian dan sifat Allah. Kata tersebut memiliki arti berbeda ketika bersambung dengan kata lain, sehingga menimbulkan pemahaman berbeda dan implementasi yang berbeda pula. Untuk itulah peneliti memilih kajian semantik untuk mencari makna konteks yang terbaik dari kata tersebut. Kata kunci: Batana, al-Qur’an, dan makna konteks %Z Drs. Musthofa, MA