@phdthesis{digilib16839, month = {June}, title = {ANTROPOLOGI JILBOOBS : POLITIK IDENTITAS, LIFE STYLE DAN SYARI'AH}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 11370094 SYARIEF HUSYEIN}, year = {2015}, note = {Prof. Noorhaidi Hasan, M.Phil., Ph.D.}, keywords = {jilboobs, politik identitas, negosiasi, life style}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16839/}, abstract = {Penelitian skripsi ini menganalisis fashion (tren mode) jilboobs yang berkembang di Indonesia. Jilboobs adalah istilah gabungan dua kata, yaitu jil (jilbab) dan boobs (payudara), merujuk kepada wanita muslim yang berjilbab sekaligus berpakaian ketat yang menampakan lekuk dada mereka. Permasalahan fashion jilboobs menjadi ramai dibicarakan setelah MUI memfatwa haram model pakaian ini. Menggunakan kerangka penafsiran dari teori politik identitas, penelitian ini memperlihatkan bagaimana jilboobs berkemabang menjadi life style wanita muslim Indonesia. Berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung di lapangan, penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan fashion jilboobs tidak terlepas dari proses globalisasi dan modernisasi yang sedang berlangsung di Indonesia. Menutut masyarakat memiliki mobilitas tinggi, berpengetahuan luas, berpengalaman, dan rasional. Fase ini dikenal sebagai masyarakat industri, ditandai dengan melemahnya peran agama dalam memelihara tatanan sosial maupun sebagai sumber pengetahuan sosial. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan antropologis, menekankan pada sudut pandang pengalaman-pengalaman subyektif, ide-ide, dan tujuan-tujuan yang diinginkan individu ringkasnya dari sudut pandang ?makna? (sinn) perilaku religius (Jilboobers) itu sendiri. Sebagai wanita tampil cantik dan menarik secara fisik merupakan sebuah kewajaran. Bagaimana Jilboobers menegosiasikan antara life style mereka dengan syari?ah di tengah fatwa haram MUI syarat akan makna politis. Kemudian pada akhirnya melahirkan politik identitas tersendiri sebagai jawaban atas diskriminasi dan stereotype yang mereka rasakan. Politik identitas di sini mengarah kepada respon Jilboobers terhadap dominasi arus besar mengenai pemahaman jilbab syar?i yang syarat akan makna moralitas, sopan-santun, akhlak, dan tingkah laku wanita dalam relasi sosialnya.} }