@phdthesis{digilib16844, month = {May}, title = {INDIGENOUS CONSTITUTION DALAM PRESPEKTIF KETATANEGARAAN DAN FIKIH MINORITAS}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 11370091 TRI YULIANTORO}, year = {2015}, note = {PROF. NOORHAIDI HASAN, M.PHIL, PH.D}, keywords = {Indigenous Constitution, Hak Asasi Manusia, Fiqh al-aqalliyy{\^a}t}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16844/}, abstract = {Fenomena globalisasi telah memicu munculnya kosmopologi budaya pada masyarakat dunia. Indigenous peoples atau masyarakat adat sebagai sebuah manifestasi dari keberagamaan telah memberikan pengaruh yang sangat besar bagi dinamika politik identitas di Indonesia. Kelompok minoritas lokal ini masih menjadi objek marginalisasi dan diskriminasi. Ada dua aktor marjinalisasi terhadap komunitas minoritas lokal yang sering muncul yaitu negara dan kelompok dominan yang merupakan representasi mayoritas serta memiliki akses kekuasaan terhadap aparatur negara. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara yang sedang mengalami proses liberalisasi ekonomi dan politik. Penerapan berbagai kebijakan ini mengakibatkan pemilik modal tampil sebagai kekuatan sosial dominan yang memilik akses kekuasaan terhadap aparatur negara. Pada titik ini, komunitas minoritas lokal berpotensi menjadi objek marjinalisasi untuk pemenuhan kepentingan pemilik modal. Bahkan, di kasus tertentu, pemilik modal mampu menggalang kerja sama dengan negara dan kelompok mayoritas untuk tujuan memarjinalkan dan mendominasi kelompok minoritas lokal. Munculnya problematika tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti mengenai konsepsi indigenous constitution di Indonesia dan bagaimana Islam memberikan perlindungan terhadap kelompok minoritas lokal. Penelitian ini bersifat diskriptif-analitis yakni dengan menggambarkan data mengenai Indigenous Constitution di Indonesia dan negara lain, serta informasi mengenai permasalahan indigenous peoples yang ada di Indonesia sesuai dengan fokus penelitian kemudian dikorelasikan dengan teori yang sesuai dengan permasalahan tersebut. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis-sosiologi yakni dengan menekankan pada hukum serta perundangundangan yang berlaku dan sosiologis dengan melihat bagaimana posisi indigenous peoples dalam pandangan negara dan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah library research atau telaah pustaka. Data penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber yakni buku-buku, artikel, media, wawancara dengan pakar hukum, politik dan antropologi sosial, dan lain sebagainya, yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam perjalanannya meskipun terdapat beberapa pasal dalam UUD 1945 dan beberapa Undang-undang yang terkait dengan eksitensi indigenous peoples. Di Indonesia, pengaturan mengenai hak-hak masyarakat adat mulai diabaikan atas nama kepentingan umum yang dibalut dengan nuansa politis. Apabila dibandingkan dengan beberapa negara lain yang telah mencantumkan indigenous right act dalam konstitusinya yang meyebabkan perjalanan demokratisasi berjalan dengan baik sebagai upaya atas pesan universalitas Hak Asasi Manusia (HAM) yakni kemanusian (humanity), keadilan (justice) dan kesetaraan (equality). Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, selalu menjadikan lima komponen dasar sebagai tujuan syariat. Konsep perlindungan di iii dalam Islam yang termaktub di dalam konsep fiqh al-aqalliyy{\^a}t dijadikan sebagai landasan konseptual bahwa melindungi minoritas merupakan bagian dari penegakan nilai-nilai agama. Titik temu antara indigenous constitution dalam bingkai fiqh alaqalliyy{\^a}t adalah pada kemashlahatan untuk melindungi hak-hak masyarakat sebagai entitas kewarganegaraan dalam suatu wilayah sesuai dengan tujuan dari Maqashid Syari?ah. Maka dengan ini prinsip Indigenous Constitution yang berlandaskan pada perlindungan hak asasi manusia atas entitas adat menjadi seirama dengan prinsip fiqh al-aqalliyy{\^a}t.} }