%A NIM.10250029 IDA AGUS SETIAWATI %O Aryan Torrido, S.E., M.Si. %T STRATEGI PENDAMPINGAN PSIKOSOSIAL OLEH TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA) DIY PADA LANSIA KORBAN BENCANA ERUPSI MERAPI YOGYAKARTA TAHUN 2010 %X Penelitian ini dilatar belakangi oleh kejadian bencana besar di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2010 yaitu meletusnya gunung Merapi. Berbagai dampak akibat erupsi ini dirasakan oleh masyarakat Yogyakarta terutama yang bermukim di sekitar lereng Merapi. Sehingga penduduk pun diungsikan ke shelter/hunian yang cukup jauh dari Merapi. Kejadian bencana Merapi ini disertai dengan perubahan kondisi sosial masyarakat di shelter/hunian terutama kelompok rentan dalam hal ini kelompok lansia yang berdampak pada pergeseran psikologis lansia. Sehingga memerlukan pendampingan psikososial yang efektif untuk mengurangi tekanan psikologis tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deksriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang diamati yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas sosial manusia secara individu maupun kelompok penelitian ini termasuk penelitian lapangan karena data diambil secara langsung melalui wawancara, dokumentasi dan observasi baik di lingkungan masyarakat maupun lembaga. Hasil penelitian bahwa ada dua strategi pendampingan psikososial yang dilakukan oleh TAGANA DIY. Pertama, pendampingan psikososial hunian sementara (huntara) yaitu pendampingan yang dilakukan ketika di huntara (Stadion Maguwoharjo), dalam pendampingan ini kondisi hunian yang serba terbatas sehingga bersifat kolektif dimana tidak adanya pemetaan usia terhadap klien. Pendampingan huntara ditujukan untuk pemulihan mental lansia sedini mungkin sehingga lebih banyak pada pendampingan berbasis non komunitas yaitu pendampingan konseling, pendampingan spiritualitas dan pendampingan keterampilan. Sedangkan berbasis komunitas adalah pendampingan kerja kelompok. Kedua, pendampingan psikososial hunian tetap (huntap) yakni pendampingan yang dilakukan pada huntap yang telah menjadi tempat tinggal permanen lansia. Pendampingan yang dilakukan untuk pemulihan mental melalui pendampingan berbasis non komunitas untuk jangka pendek dengan pendektan klinis dan pendampingan komunitas yang ditujukan unutk jangka panjang melalui pembentukan institusi sosial sebagai wadah aktivitas sosial lansia yakni pengajian dan arisan lansia. Hasil implementasi dari strategi tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sosial pada dua huntap, yakni Huntap Karangkendal bahwa lansia sudah kembali pulih, dapat dilihat dari normalnya aktivitas yang mereka lakukan seperti aktif berpartisipasi dalam institusi sosial yang ada. Sedangkan pada Huntap Batur trauma bencana masih dirasakan disebabkan trauma yang dialami cukup mendalam sehingga tingkat kesembuhannya berbeda dengan Huntap Karangkendal. Hal ini berpengaruh pada kurangnya partisipasi lansia tersebut dalam institusi sosial yang ada. Kata kunci: Strategi, Pendampingan Psikososial, TAGANA DIY, Lansia Korban Erupsi Merapi %K Strategi, Pendampingan Psikososial, TAGANA DIY, Lansia Korban Erupsi Merapi %D 2015 %I UIN Sunan Kalijaga %L digilib16866