%A NIM. 11540057 RHESPA LAELI NURMARDIRIANI %O Dr. Munawar Ahmad, S.S., M.Si, %T SOLIDARITAS POLA SUMBANG-MENYUMBANG MASYARAKAT DESA (STUDI PRAKTIK SUMBANG-MENYUMBANG DALAM ACARA HAJATAN DI PADUKUHAN KEPUHAN, DESA ARGOREJO, KECAMATAN SEDAYU, BANTUL- YOGYAKARTA) %X Tradisi Sumbang-Menyumbang yang terjadi di Padukuhan Kepuhan merupakan bentuk kesadaran yang bermula dari semangat menjalankan kebiasaan para leluhur. Hadir tidaknya seseorang mendatangi acara hajatan, saat ini ditentukan oleh dapat atau tidaknya ia akan undangannya atau faktor kedekatan dengan pemangku hajat. Di Padukuhan Kepuhan sebuah undangan telah berubah, kalau dulu berupa undangan lisan atau kartu undangan, kini punjungan diartikan sekaligus berfungsi sebagai undangan. Ketika masyarakat melakukan sumbangmenyumbang, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah mewujudkan prinsip rukun. Penelitian ini merupakan field research atau penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan guna mengetahui secara langsung kondisi masyarakat padukuhan Kepuhan. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan observasi, dilakukan dengan mengamati objek yang di teliti, yaitu masyarakat Padukuhan Kepuhan, selain itu dengan wawancara, guna mendapatkan pernyataan-pernyataan langsung dari informan mengenai tradisi sumbang-menyumbang, kemudian dengan dokumentasi, sebagai cara mengumpulkan bukti-bukti otentik yang berkaitan dengan tradisi sumbangmenyumbang. Teori yang digunakan yaitu tentang solidaritas yang dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies tentang Gemeinschaft (Paguyuban), Gesellschaft (Patembayan) dan Pemikiran Rasional August Comte. Penelitian ini menemukan bahwa pola solidaritas antara masyarakat Padukuhan Kepuhan dalam praktik sumbang-menyumbang bersifat lebih mengarah pada kegotong royongannya. Masyarakat Padukuhan Kepuhan dengan mengetahui karakteristiknya termasuk dalam ikatan solidaritas karena ikatan darah. Perubahan Pola Karitas Masyarakat Kepuhan karena pola pikir masyarakat semakin rasional, Kebiasaan menyumbang di tempat atau lokasi yang diberikan penyumbang hanya berupa uang dengan jumlah tertentu. Pertimbangan pengeluaran uang oleh shohibul hajat lebih praktis karena sumbangan berupa uang. Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri antara satu dengan yang lainnya. Interaksi tersebut terjadi karena manusia saling mengenal, membantu dan bertukar pengalaman, serta memahami kebutuhan dan tujuan masing-masing dalam hidup bersama. Dalam hal ini, masyarakat Padukuhan Kepuhan mempunyai alat kebiasaan yang sering dilakukan dalam kesehariannya, yaitu melakukan gotong royong dalam merawat suatu kebiasaan yang ada di Padukuhan Kepuhan. %K sumbang-menyumbang masyarakat desa, solidaritas masyarakat %D 2015 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib17049