eprintid: 17248 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 71 dir: disk0/00/01/72/48 datestamp: 2015-09-25 03:14:23 lastmod: 2015-09-25 03:14:23 status_changed: 2015-09-25 03:14:23 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: ABDUL GAPUR, NIM. 11530005 title: PENAFSIRAN AHLUL BAIT DAN IMPLIKASI TERHADAP ISMĀH AL-IMAM PERSPEKTIF ṬABĀṬABĀ’I DALAM TAFSĪR AL- MĪZĀN FĪ TAFSĪR AL-QUR’ĀN (STUDI ATAS SURAT AL- AḥZĀB 33) ispublished: pub subjects: iath divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: Kata kunci : Ahlul Bait, al-Aḥzāb 33, Ṭabāṭabā’i, al-Mῑzān. note: Dr. H. Abdul Mustaqim, M.A. abstract: Sebuah topik yang kerap menjadi kontroversi di kalangan mufassir khususnya dalam menafsirkan surat al-Aḥzāb 33. Ayat yang berbicara tentang keturunan Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan istilah taṭṭhir (ayat pensucian). Dalam keyakinan Syῑ’ah, Dalil ini menempati kedudukan yang sangat tinggi, untuk dijadikan sebagai legitimasi doktrin Ismāh al-Imam, selain juga digunakan sebagai pembenaran terhadap doktrin mereka, bahwa Ahlul Bait yang di maksud dalam surat al-Aḥzāb 33 merupakan sebutan khusus kepada lima manusia yang suci, yaitu Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husain. Penelitian ini berusaha untuk mengkaji penafsiran kata Ahlul Bait, dengan merujuk tafsῑr al-Mῑzān fῑ tafsῑr al-Qur’ān sebagai sumber primer oleh Allamah Muhammad Husain Ṭabāṭabā’i. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yang bersifat kajian tokoh, peneliti berusaha mengumpulkan data terkait ide, pemahaman, penafsiran dan pemikiran tokoh. Kemudian data yang terkumpul dilakukan analisis dan dideskripsikan sesuai dengan pemahaman atau penafsiran tokoh tersebut. Terakhir peneliti akan menyimpulkan pendapat tokoh tersebut. Dari hasil analisis peneliti, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan anggota Ahlul Bait dalam Surat al- Aḥzāb 33 dengan menggunakan perspektif Ṭabāṭabā’i bukanlah semua keturunan dan keluarga Nabi SAW, tetapi pribadipribadi tertentu yang sempurna dalam pengetahuan agama dan dilindungi dari salah dan dosa, sehingga mereka memenuhi syarat untuk memipin manusia. pribadi-pribadi ini terdiri dari Ali bin Abi Ṭalib, Faṭimah, Hasan dan Husain, dengan mengecualikan istri-istri Nabi SAW. Pendapat ini didasarkan pada segi bahasa, asbab an-Nuzul, bayan dari Nabi SAW, dan riwayat dari sebagian istri Nabi, karena disucikan sesuci-sucinya tidak melakukan dosa dan kesalahan, sedangkan sebagian istri Nabi keadaannya tidaklah demikian. Kehendak Allah dalam Surat al- Aḥzāb 33 adalah untuk menghilangkan dosa dan membersihkan secara mutlak, tidak dengan mengarahkan kemutlakan taklif, akan tetapi menghapus dan membersihkan yang ada pada Ahlul Bait dengan sebersihbersihnya. Dan Ismāh al-Imam dipahami sebagai orang yang terjaga dari kesalahan dan dosa, dengan syarat segera memperbaiki diri ketika berbuat salah. date: 2015-05-20 date_type: published institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: ABDUL GAPUR, NIM. 11530005 (2015) PENAFSIRAN AHLUL BAIT DAN IMPLIKASI TERHADAP ISMĀH AL-IMAM PERSPEKTIF ṬABĀṬABĀ’I DALAM TAFSĪR AL- MĪZĀN FĪ TAFSĪR AL-QUR’ĀN (STUDI ATAS SURAT AL- AḥZĀB 33). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17248/2/11530005_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17248/1/11530005_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf