@phdthesis{digilib17285, month = {May}, title = {TAFSIR MU?TAZILAH (PENELUSURAN IDEOLOGI AL-U{\d s}{\=U}L AL-KHAMSAH DALAM TAFSIR TANZ{\=I}H AL-QUR?{\=A}N ?AN AL-MA{\d t}{\=A}?IN KARYA ?ABD AL-JABB{\=A}R)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 11531023 TRIO ANGGORO}, year = {2015}, note = {Drs. Muhammad Mansur, M.Ag.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17285/}, abstract = {Fakta sejarah mengatakan bahwa paradigma yang dimiliki penafsir satu dengan penafsir yang lain menyebabkan perbedaan corak dan penekanan bahasan dalam menelurkan karya tafsirnya. Perbedaan paradigma tersebut tidak terlepas dari historisitas yang dimiliki setiap penafsir, baik dari segi geografis, zaman dan lingkungan ia hidup, akademik, ideologi, kualitas atau keahlian penafsir serta tujuan penulisan dan lain-lain. Salah satu tafsir yang bercorak teologis adalah Tanz{\=i}h al-Qur?{\=a}n ?an al-Ma{\d t}{\=a}?in yang dikarang oleh tokoh Mu?tazilah abad pertengahan, ?Abd al-Jabb{\=a}r. Sebagai seorang tokoh yang solid terhadap paham yang dianutnya, ia juga mengarang sebuah karya yang dikenal Syar{\d h} al-U{\d s}{\=u}l al- Khamsah. Al-U{\d s}{\=u}l al-Khamsah ini merupakan ideologi Mu?tazilah yang memiliki prinsip besar, seperti al-Tau{\d h}{\=i}d, al-?Adl, al-Wa?d wa al-Wa?{\=i}d, al-Manzilah bain al-Manzilatain dan al-Amr bi al-Ma?r{\=u}f wa al-Nahy ?an al-Munkar. Penelitian ini menggunakan metode intertekstual dengan pendekatan teologis. Dengan metode intertekstual yang dikenalkan oleh Julia Kristeva ini, penulis akan menggali informasi tentang penafsiran-penafsiran yang terdapat dalam Tanz{\=i}h al-Qur?{\=a}n ?an al-Ma{\d t}{\=a}?in yang kaitannya dengan ideologi al-U{\d s}{\=u}l al-Khamsah. Sejatinya sebuah karya tidak terlepas dari pengaruh karya-karya sebelumnya. Sehingga dengan pendekatan teologis ini, akan telusuri bagaimana ?Abd al-Jabb{\=a}r menuangkan ideologi al-U{\d s}{\=u}l al-Khamsah dalam Tanz{\=i}h al- Qur?{\=a}n ?an al-Ma{\d t}{\=a}?in tersebut. Dengan menggunakan metode dan pendekatan tersebut, penulis menemukan bahwa buku ini ditulis dengan tujuan men-tanz{\=i}h ayat-ayat yang dianggap ?Abd al-Jabb{\=a}r dipahami keliru oleh lawan. Dalam Tanz{\=i}h al-Qur?{\=a}n ?an al-Ma{\d t}{\=a}?in ini ?Abd al-Jabb{\=a}r benar-benar ingin meng-qudus-kan Allah dari segala hal yang membuat derajat ketuhanan-Nya terganggu. Buku ini ditulis setelah ia menyelesaikan karya-karya yang serupa, semisal Mutasy{\=a}bih al-Qur?{\=a}n, ?Ij{\=a}z al- Qur?{\=a}n dan lain-lain, di mana semua pembahasannya masih terkait dengan permasalahan teologi yang tujuannya lagi-lagi sama yaitu ingin men-tanz{\=i}h Allah dari segala sifat kekurangan. Terkait penelusuran al-U{\d s}{\=u}l al-Khamsah, di dalam Tanz{\=i}h al-Qur?{\=a}n ?an al- Ma{\d t}{\=a}?in ditemukan bahwa prinsip utama al-tau{\d h}{\=i}d adalah tanz{\=i}hull{\=a}h atau mensucikan Allah, seperti bahwa Allah bukan wujud materiil, Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya dan menolak konsep ru?yatull{\=a}h. Untuk prinsip al-?adl dikatakan bahwa Allah Maha Adil tidak akan menyiksa orang yang taat dan tidak akan memberi pahala kepada para pendosa. Prinsip ini berkaitan dengan konsep takl{\=i}f, sehingga Allah memiliki alasan untuk menyiksa atau memberi pahala kepada hamba-Nya. Lanjutan dari prinsip al-?adl adalah al-wa?d wa al-wa?{\=i}d, yang memiliki dasar bahwa Allah akan menjanjikan pahala kepada orang yang taat dan mengancam para pendosa dengan siksaan. Kemudian prinsip al-manzilah bain al-manzilatain, bahwa hukum dan penyebutan yang dikenai kepada orang yang melakukan dosa besar adalah bukan mukmin dan juga bukan kafir, melainkan fasik, dan hukumannya di akhirat tergantung pada pelaku tersebut dengan pilihan bertaubat atau tidak. Dan, yang terakhir adalah prinsip al-amr bi al-ma?r{\=u}f wa al-nahy ?an al-munkar, bahwa umat Islam secara menyeluruh wajib menjalankannya sesuai dengan kondisi atau kekuatan yang dimilikinya masingmasing.} }