eprintid: 17362 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 6 dir: disk0/00/01/73/62 datestamp: 2015-09-30 02:25:29 lastmod: 2015-09-30 02:25:29 status_changed: 2015-09-30 02:25:29 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: A. RUSLIYANTO, NIM: 10510003 title: KEHENDAK KREATIF DALAM PANDANGAN MUHAMMAD IQBAL (Sebuah Kritik Metafisika Ketuhanan) ispublished: pub subjects: fa divisions: jur_fa full_text_status: restricted keywords: Kehendak Kreatif, Eksistensialisme, Teologi Islam note: Dr. Alim Roswantoro, M.Ag. abstract: Sejatinya manusia mempunyai banyak aspek dalam kehidupannya. Aspekaspek itu antara lain: pengetahuan, penalaran, dan kecenderungan ingin tahu. Dari sekian aspek tersebut, kehendak menjadi pembingkainya. Sepanjang perjalanan sejarah filsafat, wacana kehendak ini mengundang banyak perhatian. Pembicaraan mengenai persoalan kehendak menghasilkan ragam pemikiran yang filosofis sifatnya. Namun, term ini, semakin meruncing pasca munculnya aliran filsafat eksistensialiseme. Menurut aliran ini, kehendak merupakan bentuk penekanan terhadap kebebasan dan kesadaran eksistensial manusia. Kebebasan, baginya adalah hakikat paling dasar dari eksistensi manusia. Karenanya, kehendak bebas menjadi ihwal yang niscaya. Dengan demikian, fokus penelitian ini adalah persoalan kehendak bebas manusia hubungannya dengan kehendak kehendak bebas Tuhan. Dipandang dari jenisnya, penelitian ini merupakan library research. Oleh sebab itu, sumber datanya adalah berupa bahan-bahan pustaka (buku, jurnal dan artikel ilmiah). Sesuai dengan jenisnya, maka pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan menggunakan metode riset kepustakaan, yang pelaksanaannya meliputi dua langkah: bibliografi kerja dan bibliografi fungsional. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan fenomenologi eksistensial dan kritik metafisika. Sehingga dengan dua pendekatan tersebut, penelitian ini menunjukkan konstribusi teologi-filosofis Iqbal bagi diskursus ketuhanan, filsafat manusia dan pemikiran Islam. Kehendak yang menjadi ikon wacana aliran eksistensialisme ini, mulanya pesat dibicarakan dalam tradisi filsafat Barat. Namun, motif-motif kehendak ini, diam-diam, ternyata berkembang juga di dunia Islam, lebih khusus lagi lewat pemikiran Muhammad Iqbal. Di tangan filosof kelahiran Pakistan inilah, wacana kehendak memiliki ‘tampang’ lebih anggun dan bernuansa religius. Iqbal berani berbeda dengan para tokoh sebelumnya yang memandang kehendak tanpa tujuan, chaotis dan cenderung menyeret pada ateisme. Bagi Iqbal, kehendak justru sebaliknya. Ia adalah sesuatu yang bertujuan, diri selalu bergerak pada satu arah: Khuda atau Tuhan. Dalam bahasa Iqbal, tahallaqu bi akhlaqillah. Oleh karena itu, kehendak dalam pandangan Iqbal lebih religius dan kreatif Konsep khudi atau diri oleh Iqbal dijadikan ‘garis start’ dalam merumuskan kehendak kreatif ini. Dia menunjukkan, bahwa personalitas merupakan suatu entitas mendasar bagi seluruh organisasi kehidupan manusia. Jadi, hidup manusia adalah kehendak kreatif yang terus menuju realisasi. Melalui kehendak kreatif yang bersokoguru pada kebebasan ini pula, Iqbal mulai bertanya dan mendiagnosa kemerosotan umat muslim. Karenanya, kehendak kreatif yang menjadi tawaran dalam penelitian ini, adalah suatu pendekatan kritis terhadap metafisika ketuhanan yang menjadi ciri khas teologi Islam selama ini. Melalui konsepnya tersebut, Iqbal berhasil menyegarkan kembali pemikiran keagamaan dalam Islam. Kata Kunci: Kehendak Kreatif, Eksistensialisme, Teologi Islam date: 2015-06-16 date_type: published pages: 368 institution: UIN SUNAN KALIJAGA department: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: A. RUSLIYANTO, NIM: 10510003 (2015) KEHENDAK KREATIF DALAM PANDANGAN MUHAMMAD IQBAL (Sebuah Kritik Metafisika Ketuhanan). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17362/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17362/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf