@phdthesis{digilib17366,
           month = {June},
           title = {IMAM PEREMPUAN DALAM SHALAT MENURUT
PANDANGAN AMINA WADUD MUHSIN
(Analisis Hermeneutika Amina Wadud Muhsin)},
          school = {UIN SUNAN KALIJAGA},
          author = {NIM. 11510076 SUDARSONO},
            year = {2015},
            note = {Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag},
        keywords = {Imam Perempuan, Qur'an dan Hadis, aminan Wadud Muhsin},
             url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17366/},
        abstract = {Diskursus imam perempuan merupakan paradigma yang kontroversi di
kalangan ulama. Ancaman antara pro dan kontra dari dulu sampai sekarang tidak
kunjung usai. Seakan-akan wacana seperti imam perempuan menjadi sebuah polemik
yang aktual. Ini menandakan bahwa penafsiran terhadap al-Qur?an dan hadis terus
berlanjut dan tidak perna mati. Menjadi keniscayaan apabila penafsiran al-Qur?an dan
Hadis stagnan pada waktu dulu. Maka al-Qur?an dan hadis tidak lagi sebagai petunjuk
ataupun jalan hidup manusia, akan tetapi al-Qur?an sebagai hiasa yang hanya bisa
dikenang dan dipajang. Tetapi tidak seperti itu, realitasnya al-Qur?an masih
digunakan sebagai pentunjuk dan jalan hidup umat Islam.
Buktinya, umat Islam masih menafsirkan al-Qur?an dan Hadis yang berkaitan
dengan imam perempuan dalam shalat. Meskipun argumentasi para ulama ada yang
pro dan kontra tetapi yang menarik untuk dikaji dalam studi hermeneutika dengan
pandangan Amina Wadud Muhsin adalah menafsirkan al-Qur?an dengan metologi
baru yakni hermeneutika.
Penelitian ini menggunakan analisis hermeneutika yang dikembangkan oleh
Amina Wadud Muhsin, dengan harapan dapat memunculkan pesan-pesan yang
dinamika dari konteks ?Imam Perempuan Dalam Shalat? yang terkandung di
dalamnya dengan penelaahan analitis dan metologis terhadap konsep-konsep yang
tampak memainkan peran dalam pembentukan visi Qur?anik dan menemukan
weltanschauung atau pandangan dunia masyarakat.
Selanjutnya, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
pertama pandangan ulama tentang imam dalam shalat dan pandangan ulama tentang
imam perempuan dalam shalat. Kedua meneliti tentang boleh tidaknya seorang
perempuan menjadi imam shalat dengan pandangan para ulama dan analisis
pemikiran Amina Wadud Muhsin.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa seorang perempuan menjadi
imam dalam shalat menurut Amina Wadud Muhsin dengan pernyataan boleh, dengan
landasan pada Hadis dari Ummu Waraqah dan al-Qur?an juga tidak ada ayat-ayat
yang melarang perempuan menjadi imam dalam shalat.
Oleh karena itu, menurut Amina Wadud Muhsin menganggap bahwa untuk
memahami al-Qur?an dan hadis selalu dan harus melacak konteks historis dan
sosiologinya sehingga dapat menemukan jawaban yang objektif dan rasional dengan
menggunakan pendekatan hermeneutikan dan masuk dalam paradigma hermeneutika
filosofis.}
}