TY - THES N1 - Zulkipli Lessy, M.Ag., M.S.W., Ph.D. ID - digilib17398 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17398/ A1 - DI AJENG LAILY HIDAYATI, NIM. 1320010023 Y1 - 2015/05/20/ N2 - Asesmen adalah salah satu tahapan untuk mencapai keberhasilan dalam proses pertolongan klien. Tetapi, sedikit literatur membicarakan asesmen pekerjaan sosial di Kota Yogyakarta. Penelitian ini memiliki tiga tujuan: (1) menginvestigasi apakah pekerja sosial di Kota Yogyakarta memiliki atau memanfaatkan alat asesmen ketika mengasesmen klien, (2) mengeksplorasi model asesmen yang digunakan oleh pekerja sosial di Kota Yogyakarta dalam menghadapi klien, (3) mengobservasi bagaimana pekerja sosial mengasesmen klien, terutama menyangkut isu-isu budaya. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menganalisa pernyataan-pernyataan penting, mengeneralisasi unit-unit makna, dan mendeskripsikan esensi dari fenomena yang diamati. Hasil menunjukkan bahwa pekerja sosial di Kota Yogyakarta telah memiliki alat asesmen berupa form pertanyaan yang digunakan untuk menentukan kelayakan klien mengakses bantuan yang tersedia. Penerapan asesmen di kalangan pekerja sosial di Kota Yogyakarta dipengaruhi oleh area kerja mereka, yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu manajerial dan praktek langsung dengan klien. Bagi pekerja sosial di Kota Yogyakarta yang memiliki lingkup kerja langsung (direct practice) dengan klien dapat dibagi menjadi empat pokok area kerja, yaitu klien anak, klien lanjut usia, klien gelandangan-pengemis, dan klien psikotik. Secara umum, model asesmen yang digunakan oleh pekerja sosial dilihat dari penyediaan layanan pada LKS mengarah pada bentuk procedural model dan lebih condong kepada questioning model. Terdapat beberapa isu budaya yang secara langsung maupun tidak langsung telah dielaborasi dalam praktek asesmen pekerjaan sosial di Kota Yogyakarta, yaitu (1) agama dan kepercayaan, (2) identitas kesukuan, (3) status legal, (4) peristiwa krisis, dan (5) kepercayaan atas kesehatan. Meski demikian, pola informasi yang digali oleh pekerja sosial di Kota Yogyakarta selama proses asesmen masih belum menyentuh aspek inti dari nilai budaya yang dipegang oleh klien. Dalam konteks ini, pekerja sosial di Kota Yogyakarta tampaknya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan alat asesmen yang sensitif atas isu budaya seperti PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Kata Kunci: Pekerja sosial KW - asesmen KW - alat asesmen KW - budaya KW - Kota Yogyakarta M1 - masters TI - ASESMEN BERBASIS BUDAYA: STUDI PADA MODEL ASESMEN PEKERJA SOSIAL DI KOTA YOGYAKARTA AV - restricted ER -