TY - THES N1 - Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M. Phil., Ph.D., ID - digilib17468 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17468/ A1 - AHMAD SAEFUDIN, NIM. 1320410014 Y1 - 2015/05/26/ N2 - Multikulturalisme meniscayakan dua wajah bagi kekuatan sebuah bangsa, satu sisi berpotensi konstruktif dan pada sisi lain menyimpan energi destruktif. Dikatakan konstruktif manakala multikulturalisme terkelola apik oleh setiap warga negara dengan mengutamakan sikap toleransi, gotong royong, musyawarah mufakat, dan saling menghormati perbedaan keyakinan. Sedangkan multikulturalisme destruktif terjadi jika tidak disikapi dengan arif, misalnya watak mengedepankan orientasi etnisitas, prejudise, diskriminatif terhadap minoritas, dan mengangkangi prinsip kesetaraan. Lembaga sekolah dipandang sangat powerfull untuk mengintrodusir nilai-nilai pendidikan multikultural di kalangan siswa sebagai perekat kesatuan dalam perbedaan (unity in diversity). Sayangnya, berbagai hasil riset dari Lembaga Survey menguatkan indikasi bahwa sekolah telah gagal menanamkan nilai-nilai multikulturalisme. Padahal, pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di institusi pendidikan formal secara teoritis memperkenalkan hakikat pluralitas dan kemajemukan dalam segala dimensi kehidupan, baik suku, ras, bahasa, profesi, kultur, dan agama. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk melakukan studi kasus di SMA Negeri 1 Bawang demi menjawab dua pertanyaan krusial, yaitu apa saja nilai-nilai pendidikan multikultural yang terkandung dalam materi buku ajar PAI dan bagaimana penyampaian nilai-nilai tersebut. Saya menggunakan teori habitus yang dipopulerkan oleh sosiolog Prancis, Pierre Bourdieu ?yang tidak digunakan para peneliti sebelumnya- untuk menganalisis tindakan guru dan siswa dalam proses internalisasi nilai-nilai pendidikan multikultural, yaitu konsep pendidikan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa tanpa melihat gender, kelas sosial, etnis, ras, dan agama. Selain itu, juga meminjam teori pendidikan multikultural dari James A. Banks untuk menakar kandungan nilai-nilai multikulturalisme pada materi buku ajar PAI. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Sumber data utama berupa kata-kata dan tindakan guru ketika menyampaikan materi Buku Ajar PAI SMA Kelas X serta kata-kata dan tindakan siswa dalam merespons guru, selebihnya adalah data tambahan seperti hasil observasi partisipatif, wawancara dan dokumen lain yang mendukung data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa muatan pendidikan multikultural yang terkandung dalam materi buku ajar PAI SMA kelas X di SMA Negeri 1 Bawang meliputi: keadilan, sikap sensitif gender, menghindari prejudise, membangun paradigma keberagamaan inklusif, anti kekerasan, cinta damai, tidak diskriminatif, musyawarah, toleransi, dan menjaga persaudaraan antaretnis. Tetapi, pada aspek teknis pembelajaran PAI di sekolah, ditemukan perilaku yang mengindikasikan anti terhadap nilai-nilai pendidikan multikultural seperti sikap diskriminatif guru PAI terhadap kelompok minoritas (kaum transgender), diskriminasi siswa dan civitas sekolah terhadap bahasa dan agama minoritas, ketidaknyamanan pola komunikasi yang dirasakan siswa non-muslim, dan pengalaman siswa perempuan atas stereotip, subordinasi, dan marjinalisasi. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - pendidikan agama islam (pai) KW - habitus KW - dan pendidikan multikultural M1 - masters TI - NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENYAMPAIAN MATERI BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS X (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 BAWANG BATANG) AV - restricted EP - 271 ER -