@phdthesis{digilib17607, month = {June}, title = {RELASI TUHAN DAN MANUSIA (Studi atas Penafsiran QS. al-?Alaq Ayat 1-5)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM: 1320511070 MUHAMMAD AUTAD AN NASHER, S.Th.I.}, year = {2015}, note = {Dr. H.M. Amin, Lc, M.A}, keywords = {Relasi, Tuhan dan Manusia, QS. al-?Alaq}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17607/}, abstract = {Tuhan dan manusia banyak dibicarakan dalam kitab suci al-Qur?an. Tuhan sebagai sang pencipta (al-kha{\ensuremath{>}}liq) dan manusia sebagai ciptaan-Nya (makhlu{\ensuremath{>}}q). Keduanya membentuk relasi yang unik, khususnya di dalam rangkaian susunan QS. al-?Alaq ayat 1-5. Wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad tersebut mengenalkan sosok Tuhan tidak menggunakan lafal ?Allah?, akan tetapi dengan mengenalkan sifat-Nya sebagai Sang Pencipta (rabbika al-laz{$\backslash$}i{\ensuremath{>}} khalaq) dan Zat Yang Maha Pemurah (al-akram). Di sisi lain, di dalam QS. al-?Alaq ayat 1-5 tersebut, kata rabb (yang menunjuk arti Tuhan) selalu diiringi dengan kata insa{\ensuremath{>}}n (manusia), yang terulang hingga dua kali. Inilah yang menarik untuk dikaji terkait relasi antara keduanya. Karena di samping al-Qur?an sebagai fenomena linguistik, kitab suci tersebut tidak hadir secara tiba-tiba, akan tetapi ada konteks sosial budaya masyarakat Arab yang melingkupinya pada saat itu, terutama bagaimana mereka mengenal sosok Tuhan. Dalam hal ini, bahwa ada keterkaitan antara teks yang dapat mempengaruhi sosial budaya, dan sosial budaya yang membentuk kehadiran teks itu sendiri. Oleh sebab itu, keduanya saling terkait. Untuk pengkajian terfokus, peneliti membahas dua permasalahan pokok. Pertama, bagaimana penafsiran relasi Tuhan dan manusia di dalam QS. al-?Alaq ayat 1-5? Kedua, apa spirit (ideal meaning) dari penafsiran relasi Tuhan dan manusia dalam QS. al-?Alaq ayat 1-5? Persoalan di atas dianalisis dan diolah dengan menggunakan metode deskriptif-analisis dengan pendekatan sintagmatikparadigmatik Levi Strauss. Pendekatan tersebut diterapkan dengan cara menganalisis tanda-tanda dan simbol-simbol bahasa yang kemudian disinergikan dengan melihat fenomena budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat tiga relasi Tuhan dan manusia di dalam QS. al-?Alaq ayat 1-5, yaitu: Pertama, 1) Relasi ilmiah, yakni mengubah nalar masyarakat Arab yang semula masih berkutat pada hal-hal magis, takhayul, dan mistik, menuju sebuah peradaban yang bernalar lebih rasional empiris yang memiliki peradaban maju dan berpengetahuan tinggi. 2) Relasi penciptaan, Tuhan diperkenalkan sebagai Sang Pencipta (al-kha{\ensuremath{>}}liq), yang secara otomatis mengenalkan konsep ketuhanan yang esa dan transenden sebagai pencipta manusia. Hal tersebut sekaligus meluruskan konsep Tuhan oleh masyarakat Arab pra-Islam yang menjadikan berhala sebagai Tuhan. 3) Relasi rubu{\ensuremath{>}}biyyah, adalah keyakinan masyarakat Arab pra-Islam yang menjadikan berhala sebagai murabbi{\ensuremath{>}}-nya, kemudian diganti dengan konsep ketauhidan dan menegaskan tidak adanya hirarki dalam penyembahan. Kedua, ideal meaning dari penafsiran QS. al-?Alaq ayat 1-5 secara umum adalah memberikan penegasan tentang ketauhidan, kemanusiaan, pembebasan, equal-humanity, dan mendorong nalar sehat. Kata kunci: Relasi, Tuhan dan Manusia, QS. al-?Alaq} }