@mastersthesis{digilib17619, month = {July}, title = {PEMIKIRAN MURTADHA MUTHAHHARI TENTANG ETIKA DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM: 1320410084 NURMALA BUAMONA}, year = {2015}, note = {Dr. Mahmud Arief, M. Ag.}, keywords = {Fitrah, Akal, Keadilan, dan Kesempurnaan.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17619/}, abstract = {Murtadha Muthahhari, pengabdiannya terhadap Islam tak sekedar kewajiban keagamaan atau dorongan-dorongan normatif. Ia bahkan menemukan daya juang dan ketaatannya dalam spektrum yang lebih subtil. Yakni keyakinannya bahwa Islam dengan perangkat pemikiran yang universal dapat menjadi idiologi perjuangan yang amat dahsyat. Islam dalam pandangan Muthahhari adalah satusatunya jalan yang dapat menghubungkan seorang individu dengan pandangan realitas mutlak. Sebuah hubungan yang tidak dapat diputuskan hanya dengan asumsi-asumsi duniawi semata. Ia menjadi spirit yang melatarbelakangi seluruh laku sosial kemasyarakatan.Seperti penelitian-penelitian ilmu lainnya, penelitian etika membutuhkan metode yang tepat untuk digunakan supaya bisa didapatkan data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) secara deskriptif analisis melalui pendekatan filosofis. Selain itu penelitian ini menggunakan beberapa teori diantaranya;Pertama, deontologi Kant mengatakan bahwa etika adalah urusan nalar praktis. Artinya, pada dasarnya nilai-nilai moral itu telah tertanam pada diri manusia sebagai sebuah kewajiban (imperatif katagoris). Kecendrungan untuk berbuat baik, misalnya sebenarnya telah ada pada diri manusia. Kedua, etika empirik klasik. Aristoteles berpendapat bahwa etika merupakan suatu ketrampilan semata dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan alam idea platonik yang bersifat supranatural. Ketiga, etika modernisme. etika yang bersifat rasional, absolut dan universl. Yakni bisa disepakati oleh semua manusia. Menurut Muthahhari etika adalah acuan jiwa manusia, dimana jiwa manusia dibentuk menurut acuan tersebut, yang mana acuan itu merupakan perkara yang mutlak, umum dan tetap. Adapun perilaku atau tingkah laku manusia, yang merupakan penerapan acuan tersebut ke dalam tataran kenyataan, jelas berbedabeda sesuai dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya. Sumber etika adalah akal yang melahirkan kehendak dan menjadi hakim mutlak pengatur kekuatan manusia. Keadilan sebagai landasannya dan agama sebagai jalan yang mengantarkan manusia menuju kesempurnaan. Kata Kunci: Fitrah, Akal, Keadilan, dan Kesempurnaan.} }