@phdthesis{digilib1771, month = {March}, title = {MUKJIZAT RASM AL-QUR'AN (TELAAH ATAS TULISAN MUSHAF USMANY) }, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { MUHAMMAD NASIR 01530558}, year = {2009}, note = {Pembimbing : Dr. Sahiron Syamsuddin MA., Drs. Muhammad yusuf M.S.I.}, keywords = {Mukjizat Al Qur'an, rasm}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1771/}, abstract = {Mukjizat al-Qur'an yang kita kenal abadi dan selalu dijamin dan dipelihara oleh Allah SWT dapat dipandang dari berbagai sisi, ada yang memandang dari sisi kebahasaan, itu karena al-Quran berbahasa sangat indah, ada yang memandang dari sisi pemberitaan gaib karena berita yang disampaikan al-Qur'an meliputi hal-hal yang gaib (tak tampak oleh pandangan mata) yang tak diketahui oleh manusia sebelumnya, ada yang memandang dari sisi prediksi masa depan yang tak diperkirakan sama sekali oleh manusia dan semua itu terbukti. Ada juga yang memandang kemukjizatan al-Qur'an dari sisi tulisan (rasm), Mushaf al-Qur'an yang notabene berawal dari tulisan para sahabat nabi, namun karena tulisan itu didekte (diimla{\~A}?{\^a}??{\^a}??) oleh nabi menurut wahyu, dan hal itu dijadikan sebagai ketetapan (taqrir) beliau. Ketika dikatakan bahwa tulisan al-Qur'an sebagian dari kemukjizatan al-Qur'an, muncul pertanyaan dalam benak penulis apa sebenarnya rasm (tulisan) al-Qur'an itu? Pertanyaan ini sering sekali muncul dalam benak penulis sebab seringnya menulis kaligrafi, ketika penulis menulis sebuah ayat al-Qur'an ternyata penulis menemukan bentuk tulisan yang berbeda dengan kaidah-kaidah penulisan yang sudah penulis pelajari dari ilmu nahwu, saraf, qawa'id al-Imla' dan sebagainya. Kemudian pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah bagaimanakah bentuk kemukjizatan yang muncul dari tulisan al-Qur'an? Setelah membaca tentang masalah yang berkaitan dengan Rasm al-Qur'an penulis definisikan bahwa tulisan al-Qur'an adalah tulisan yang ditulis oleh para sahabat penulis wahyu (Kuttab al-Wahy) atas perintah dan ketetapan (taqrir) dari Nabi Muhammad Saw. Tulisan yang masih berserakan di berbagai tempat dikumpulkan dalam lembaran-lembaran (suhuf-suhuf) pada masa Abu Bakar ra., dan disatukan dalam bentuk buku (musahaf) pada masa Usman bin Affan ra. Ketentuan (kaidah-kaidah) penulisan tidak dirubah sedikitpun oleh panitia penulis al-Qur'an, sehingga hampir seluruh sahabat nabi bersepakat atas hasil penulisan panitia tersebut, bahkan para sahabat rela membakar dan melebur tulisan al-Qur'an yang mereka miliki berganti pada mushaf Usman, sedang aturan-aturan (kaidah-kaidah) penulisan tersebut terus dijaga dan dipertahankan oleh umat Islam hingga saat ini karena diyakini sebagi aturan penulisan yang telah ditetapkan (taqrir) dari Rasulullah Saw. Rasm al-Qur'an pada Mushaf Usman yang mempunyai aturan-aturan penulisan (kaidah-kaidah) khusus yang ternyata mempunyai asrar (rahasiarahasia) yang menimbulkan kemukjizatan pada tulisan tersebut, hal ini diperkuat oleh pendapat bahwa jumlah tulisan al-Qur'an-pun sudah tertentu, tak boleh kurang atau lebih, maka berkurang atau lebihnya huruf dalam al-Qur'an akan menyebabkan berkurangnya nilai kemukjizatan dan orisinalitas al-Qur'an. Oleh karenanya, untuk menjaga keaslian (orisinalitas) al-Qur'an dari pihak-pihak yang ingin menghilangkan keagungan al-Qur'an, maka bertadabbur dan mengetahui lebih mendalam tentang al-Qur'an adalah jawaban yang paling tepat. } }