eprintid: 17885 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 77 dir: disk0/00/01/78/85 datestamp: 2015-10-20 04:55:07 lastmod: 2015-10-20 04:55:07 status_changed: 2015-10-20 04:55:07 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: ALEX ISKANDAR, NIM. 02361187 title: IHDAD WANITA KARIR (STUDT PANDANGAN IMAM AS-SYAFI'I DAN IMAM ABU HANIF AH) ispublished: pub subjects: PD divisions: jur_pma full_text_status: restricted keywords: ihdad wanita karir note: Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A. abstract: Masalah wanita karir dan ihdad adalah sebagian dari sekian masalah serius tentang hukum Islam yang harus diselesaikan. Asas keadilan dan keseimbangan, mengandung arti bahwa harus senantiasa terdapat keseimbangan antara hak dan kewajiban; antara hak yang diperoleh seseorang dengan kewajiban yang harus ditunaikannya. Dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba mereka jitinggal mati oleh suami, maka ketentuan agama bagi mereka adalah berupa ihdad Ketentuan agama berupa ildad ini terasa berat jika yang menjalaninya adalah wanita muslimah yang sedang sibuk bekerja demi kemajuan karirnya. Imam asy-Syafi 'i dan Imam Abu Hanifah berupaya membaca kembali teks-teks ayat al-Qur'an dan sunnah dengan melakukan pemahaman baru terhadap masa konteks turunnya ayat-ayat al-Qur'an dan sunnah, untuk kernudian ditata kernbali berdasarkan tuntunan_ konteks yang baru. Oleh karena itu, dalam upaya untuk menghasilkan hukum ihdad wanita karir, Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif-komparatif dengan tekhnik pengumpulan data melalui penelaahan pustaka yang disesuaikan dengan pokok pembahasan. Sedangkan dalam menganalisis data yang terkumpul adalah dengan cara deduktif dan induktif. Adapun pendekatannya melalui ulum al-hadis dan ushul fiqih untuk menilai sejauh mana kesahehan hadis yang digunakan dalil dalam istinbat. hukum dari kedua mazhab diatas dan kaidah-kaidah ushul yang dipakai dalam metode pentarjihan hukum. Kesimpulan dari pcnelitian ini adalah persamaan Imam asy-Syafi'i dan Imam Abu Hanifah berpcndapat bahwa wanita karir yang ditinggal mati oleh suaminya wajib untuk berihdad yakni dituntut untuk tidak berhias diri selama masa 'iddah sebagai pemyataan turut berbela sungkawa atas kematian suaminya. Misal perbedaannya adalah pendapat keduanya mengenai anak kecil dan kafir dhimmi wajib berihdad, Imam asy-Syafi'i berpendapat wajib untuk berihdad karena meskipun mereka tidak mukallaf namun mereka dipersamakan dengan mukallaf. Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat tidak harus berihdad, sebab mereka berdua adalah orang yang tidak dikenai kewajiban (gairu mukallaf). Wanita karir, di masa sekarang ini pekerjaannya merupakan kebutuhan sehingga tidak dapat ditinggalkan. Jadi, kaitannya_ dengan syaz ai-zai'ah wanita karir diperbolehkan meninggalkan kewajiban ihdad, ini berdasarkan ada kaidah. date: 2006-10-22 date_type: published pages: 115 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARI'AH thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: ALEX ISKANDAR, NIM. 02361187 (2006) IHDAD WANITA KARIR (STUDT PANDANGAN IMAM AS-SYAFI'I DAN IMAM ABU HANIF AH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17885/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17885/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf