@phdthesis{digilib1794, month = {April}, title = {KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (STUDI HUBUNGAN PEMELUK BUDDHA DAN ISLAM DI DESA JATIMULYO, KEC. GIRIMULYO KAB. KULON PROGO)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { HERY RISDIANTO NIM.01520562}, year = {2009}, note = {Pembimbing : Moh. Soehadha, S.Sos, M.Hum,}, keywords = {Kerukunan Antar Umat Beragama}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1794/}, abstract = {Pluralitas keberagamaan merupakan realitas yang tidak bisa ditolak atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kenyataan ini membawa suatu konsekuensi logis dalam kehidupan keberagamaan, yakni untuk hidup berdampingan dalam perbedaan keyakinan. Paradigma dan sikap-sikap yang selama ini cenderung bersifat ekslusif, kini diuji dan dipertaruhkan dalam lingkup multireligius atau bahkan di era multikultural ini. Kenyataanya, paradigma yang bersifat inklusif, toleran bahkan moderat menjadi solusi atas persoalan yang kini sedang dihadapi. Kondisi inilah yang terjadi di Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulonprogo. Komposisi masyarakat yang begitu plural dari segi keyakinan, kepercayaan bahkan agama justru menjadi potensi dasar dalam membangun pola kehidupan beragama. Berdasarkan kenyataan inilah, penyusun merumuskan dua persoalan, pertama, bagaimana interaksi pemeluk agama Islam dan Buddha di Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta? Kedua, apa faktor pendukung dan penghambat dalam hubungan antara pemeluk agama Islam dan Buddha? Penelitian ini menggunakan metode observasi, metode ini menjadi langkah awal bagi penyusun untuk melihat, mengamati dan menyelidiki fakta-fakta empiris yang terjadi, setelah itu penyusun melakukan interview dan dokumentasi. Disamping itu, penyusun juga menggunakan kerangka teori yaitu teori struktural fungsional untuk melihat penelitian ini melalui sudut pandang sosiologis mengenai pola interaksi sosial yang meliputi aktifitas sosial keagamaan Muslim dan Buddha, bentuk{\~A}?{\^a}??{\^a}?{\oe}bentuk kerjasama dan relasi harmonis antara pemeluk Muslim dan Buddha. Hasil penelitian ini menunjukan pertama, hubungan kehidupan keberagamaan di Desa Jatimulyo berjalan sangat harmonis. Semua itu terwujud dalam bentuk gotong royong, pembangunan tempat ibadah serta penyatuan tradisi lokal (budaya Jawa) dengan ritual agama. Salah satu faktor yang sangat mendukung terciptanya hubungan tersebut adalah aspek kultural yakni Etika Jawa (Budaya Jawa). Kedua, hubungan keberagamaan yang harmonis tersebut, jika dilihat dalam perspektif teologis dan sosiologis terbangun atas dasar adanya pemahaman keagamaan yang plural. Mereka meyakini bahwa semua agama mengajarkan kebajikan, kebenaran, keadilan dan nilai-nilai luhur lainnya. Di samping itu, aktifitas dakwah atau misi keagamaan dipahami sebagai sarana mengajak seluruh umat manusia untuk menyerahkan diri kepada Allah dan berbuat kebajikan. Akhirnya pengembangan dialog inklusif, sebagaimana yang terjadi dimasyarakat Desa Jatimulyo, bukan hanya berada pada dataran pemahaman yang toleran atas wacana agama. Akan tetapi, kearifan lokal (lokal wisdom) seperti, warisan leluhur, yang berupa sesaji, kenduri telah menjadi sarana yang ampuh dalam merekatkan hubungan kemanusiaan yang selama ini tersekat oleh batas-batas agama formal. Kondisi inilah yang dipraktekkan oleh masyarakat Desa Jatimulyo, sehingga terbangunlah hubungan keberagaman yang harmonis. } }