eprintid: 17962 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 77 dir: disk0/00/01/79/62 datestamp: 2015-10-21 07:19:31 lastmod: 2015-10-21 07:19:31 status_changed: 2015-10-21 07:19:31 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: NURSALIM. F.A, NIM. 02361188 title: KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN YUSUF AL-QARADHAWI DAN MUHAMMAD SYAHRUR) ispublished: pub subjects: PD divisions: jur_pma full_text_status: restricted keywords: kepemimpinan perempuan, pemikiran yusuf al-qaradhawi dan muhammad syahrur note: Drs. M. Sodik, S.Sos. M. Si abstract: Fenomena kepemimpinan politik perempuan merupakan suatu tuntutan hukum yang harus dikaji ulang, dimana dulu perempuan tidak mengenal dunia politik bahkan politik praktis, oleh karenanya hubungan antara hukum dengan perubahan social merupakan suatu kajian yang sangat menarik dalam pemikiran hukum. Hukum dituntut agar bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial yang terjadi. Oleh karenanya, pada saat ini apakah seorang perempuan berhak menjadi presiden, perdana mentri, ketua DPR / MPR, hakim dan lain-lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pemikiran Yusuf al-Qaradhawi dan Muahmmad Syahrur tentang masalah kepemimpinan politik perempuan dengan menganalisa pendapat dan visi pemikiran yang dilakukan oleh kedua tokoh, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka kontekstualisasi ajaran al-Qur'an yang sesuai dengan tuntutan zaman. Pengkajian sumber kepustakaan dengan menelaah buku-buku atau tulisan yang relevan dengan tema penelitian ini di lakukan guna mengumpulkan data tentang Yusuf al-Qaradhawi dan Muhammad Syahrur dengan menggunakan pendekatan perbandingan dengan hukum Islam. Kemudian dicari letak perbedaan dan persamaannya secara komparatif bagaimana pemikiran yang dikemukakan oleh kedua tokoh tentang kepemimpinan politik perempuan. Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan analisis induktif interpretative yaitu menganalisa data yang bersifat khusus, khususnya pendapat Yusuf al-Qaradhawi dan Muhammad Syahrur kemudian ditarik pada kesimpulan yang bersifat umum. Hasil pcnelitian menunjukkan bahwa perempuan menwut Yusuf alQaradhawi dan Muhammad Syahrur boleh menjalani perpolitikan, baik diwilayah executive maupun legislative, dengan berdasarkan pada ayat al-Qur'an surat at-Taubah ayat 71 mengenai kewajiban menjalankan amar ma'ruf nahi munkar bagi setiap laki-laki dan peremuan. Namun pada kesimpulan akhir meskipun Yusuf al-Qaradhawi rnembolehkan perempuan menjalani perpolitikkan akan tetapi ada batasan-batasan atau waktu tertentu yang harus dilewati bagi kaum perempuan yang ingin memasuki wilayah executive dan legislative. Berbeda dengan Muhammad Syahrur yang membolehkan perempuan menjalani posisi legislative tanpa melihat batasan-batasan yang dikemukakan oleh Yusuf al-Qaradhawi tadi. • Dengan menelusuri pemikiran kedua tokoh tersebut, bagi penulis pemikiran Muhammad Syahrur lah kiranya yang lebih relevan untuk masa sekarang ini, sebab pemikiran Yusuf al-Qaradhawi kelihatannya sudah tidak menemukan relevansinya lagi, sebab bagi kita yang hidup pada era globalisasi ini, pembebasan kaum perempuan dari "penjara" rumah dan perjuangan kaum perempuan untuk menikmati pendidikan bukanlah hal yang sulit untuk didapat . Di segala lini kehidupan, perempuan sudah mulai diperhitungkan. Artinya saat ini bukan lagi bicara mengenai pembebasan perempuan, agenda yang masih relevan saat ini. date: 2007-08-29 date_type: published pages: 151 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARI'AH thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: NURSALIM. F.A, NIM. 02361188 (2007) KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN YUSUF AL-QARADHAWI DAN MUHAMMAD SYAHRUR). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17962/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17962/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf