%0 Thesis %9 Skripsi %A AZZAM MAHFUD, NIM. 02351348 %B Fakultas Syariah %D 2007 %F digilib:18042 %I UIN SUNAN KALIJAGA %T PANDANGAN SANTRI TERHADAP WALI MUJBIR DALAM PROSES PERNIKAHAN (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN SUNAN PANDANARAN) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18042/ %X Pesantren adalah sebuah komunitas yang berbeda, sebagaimana dapat disimpulkan dari gambaran lahiriahnya saja. Pesantren adalah sebuah kompleks dengan lokasi yang pada umumnya terpisah dari kehidupan di sekitarnya, sehingga pesantren mempunyai karakteristik tersendiri dalam tata kehidupan masyarakat, sehingga wajar apabila dikatakan bahwa pesantren adalah subkultur dari masyarakat. Karakteristik kultural pesantren dapat dilihat dari beberapa hal yang meliputi cara hidup, pandangan hidup dan tata nilai yang diikuti serta hirarki intern yang ditaati sepenuhnya. Karakteristik tersebut terdapat dalam literatur kehidupan di pesantren, sehingga dirasa cukup untuk mengenakan predikat subkultur dalam kehidupan itu. Sebagaimana yang diketahui, di kalangan pesantren kaidah atau aturan-aturan Islam lebih banyak dikenal daripada undang-undang Negara Pernikahan bagi kalangan pesantren masih sering terjadi atas pilihan wali mujbir dan seorang santri khususnya santri putri ketika dijodohkan oleh walinya tidak bisa berbuat apa-apa, karena apabila menolak bisa menjadi perusak hubungan orang tua dan anak, bahkan bisa dikatakan anak durhaka. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk menelusuri tentang pandangan santri terhadap wali mujbir dalam proses pernikahan, dimana unsur paling dominan dalam pembentukan tata nilai, norma hukum, nilai budaya di pondok pesantren adalah keteguhan dalam berupaya pada kitab-kitab fiqh klasik yang mendukung konsepsi wali mujbir. Yang akhirnya menimbulkan tiga pokok masalah, dari ketiga pokok masalah ini akan diteliti secara lapangan yaitu terjun langsung ke lokasi penelitian, sifat peneliti disini adalah deskriptif dan analitik yang dilanjut dengan pengambilan populasi secara global melalui interview, angket dan dokumen. Disertai pendekatan normatif dalam hal ini adalah kitab-kitab fiqh yang dijadikan landasan hukum akbar, lalu dianalisis melalui metode deduktif dan induktif. Pengertian ljbar adalah kebolehan bagi bapak untuk menikahkan anak perempuannya yang masih kecil dengan tanpa izinnya Disini terdapat perselisihan antara ulama akan wali mujbir ada tempat lain yang mengatakan bahwa ijbar adalah suatu tindakan untuk melakukan sesuatu atas dasar rasa tanggung j awab. Keadaan santri sangat merespon dengan penelitian ini sehingga dapat tercatat secara sistimatis yang pada awalnya di hitung ± 12 l responden dan hasilnya hanya 84 responden secara resrni yang telah membantu penelitian ini. Berdasarkan jawaban responden, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum pandangan santri di Pondok Pesantren Sunan Pandan Aran Yogyakarta terhadap wali mujbir dapat dikatakan kurang positif. Hal ini terlihat dari tanggapan responden yang cenderung kurang suka dengan adanya pral-1ek perjodohan dari orang tua. Namun demikian, pendapat yang dirangkum oleh penuJis berdasarkan hasil wawancara intensif yang dilakukan dengan bebcrapa santri senior yang ada di PPSP A, dapat dipahami bahwa tidak semua pendapat secara mutlak menolak wali mujbir. Terdapat dua pola pernikiran yang pro dan yang kontra terhadap wali mujbir. %Z AGUS MOH.NAJIB, M.Ag.