@phdthesis{digilib18173, month = {January}, title = {METODOLOGI PENAFSIRAN OEMAR BAKRY (Studi Kitab Tafsir Rahmat)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 02530899 SRI ADEKAYANTI}, year = {2007}, note = {Drs. Indal Abror, M.Ag}, keywords = {Metodologi Penafsiran Oemar Bakry, Studi Kitab Tafsir Rahmat}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18173/}, abstract = {Skripsi ini berjudul "Metodologi Penafsiran Oemar Bakry Studi dalam Kitab Tafsir Rahmat ". Tafsir ini ditulis oleh H. Oemar Bakry, yang mempunyai teknik dan sistematika khas dalam penulisan dan penafsiran Al-Qur' an. Selain dari itu, mungkin untuk pertama kali di Indonesia, tafsir ini disesuaikan dengan bahasa Al-Qur'anul Karim yang dibaca dari kanan ke kiri. Tafsir ini dinamakan "Tafsir Rahmat" sesuai dengan tujuan diturunkan Al-Qur'an agar menjadi Rahmatan Iil Alamin (menjadi rahmat bagi alam semesta). Tafsir disusun demikian ringkasnya hanya satu jilid saja, untuk memudahkan para peminat mengambil petunjuk dan hidayah dari Al-Qur'an. Sebagai upaya untuk menyajikan sebuah karya tafsir yang ditujukan kepada masyarakat luas untuk memahamkan Al-Qur'an pada Ummat Islam pada umumnya dan orang awam yang tidak mampu membaca huruf Arab khususnya. Penelitian ini menggunakan kajian kepustakaan (Library Research), maka dalam penelitian ini pun jalan yang ditempuh untuk memperoleh data-data yang diperlukan adalah dengan melakukan suatu riset kepustakaan yang secara sederhana data-data penelitian dihimpun melalui dua sumber yaitu dengan menggunakan karya Oemar Bakry khususnya Tafsir Rahmat sebagai sumber primer dan karya-karya penulis lain sebagai penunjang. Penelitian ini bersifat Diskriftif Analisis yakni pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat lalu dianalisis dengan menguraikan data dan sumber yang ada. Kemudian, kesimpulan dari uraian data diambil dengan cara Deduktif dan Induktif. Akhirya dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Kitab Tafsir Rahmat ini termasuk dalam kelompok mufasir individu. Istilah mufasir individu digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu karya tafsir ditulis oleh satu orang. Kemudian, bentuk penulisan dalam Tafsir Rahmat menggunakan bentuk penulisan non ilmiah yang mana di dalamnya tidak mensyaratkan menggunakan Footnote, endnote, dan catatan perut. Sambutan masyarakat yang begitu hangat telah membawa Tafsir Rahmat ke tangga cetakan ke-3, dalam cetakan ke-2 diadakan berbagai koreksian. Mutu cetakan ditingkatkan guna memenuhi selera masyarakat yang ingin memperdalam Al-Qur'an lebih luas lagi.} }