%A NIM. 01410898 HANI RAIHANA %O Drs. H. Abd.Shomad, MA %T PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA (PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) %X HANl RAIHANA, Pendidikan Karakter Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata (Perspektif Pendidikan Agama Islam), (Yogyakarta), Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2007. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan macam-macam karakter yang dipelajari anak dalam novel Laskar Pelangi dan menganalisis cara menanamkan pendidikan karakter pada anak dalam novel tersebut. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi model Pendidikan Agama Islam melalui media novel, dan memberi rekomendasi bagi institusi terkait tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang mencerdaskan dan membebaskan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi literatur, dengan pendekatan filosofis model interpretatif, yakni menangkap suatu arti dengan cara menyelami pemikiran penulis-Andrea Hirata tentang pendidikan melalui tulisannya - novel Laskar Pelangi. Metode penelitian ini adalah pembacaan heuristik dan retroaktif/hermeneutik, dokumentasi,.dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan hermeneutik dan analisis isi. Novel Laskar Pelangi memuat pendidikan karakter rendah hati dan penerimaan diri; ingin tahu dan kreatif; percaya diri; optimis dan pantang menyerah; kejujuran; tanggungjawab dan disiplin; empati, penghargaan terhadap orang lain dan cinta sesama; serta kerja sama dan kepemimpinan. Proses pendidikan karakter dilakukan dengan penciptaan atmosfer pendidikan yang fun; student center, menghargai perbedaan individu serta membangun tim (team building); memberi motivasi melalui mencintai ilmu, ajaran Islam dan teladan; dan mendidik anak agar memiliki mimpi dan cita-cita serta berusaha mewujudkannya. Strategi tersebut diterapkan agar anak menjadi khalifah fil ardh yang memilik'lintegritas. Keberhasilan pendidikan adalah saat muncul moral awareness - conscience pada peserta didik ketika menghadapi masalah. Sekolah berkualitas lebih ditentukan oleh atmosfer yang dibangun oleh sekolah untuk. membuat peserta didik merasa bahagia mengikuti kegiatan pendidikan. Pendidik berposisi sebagai fasilitator, memberi ruang pada kecerdasan dan kecenderungan masing-masing individu. Kebiasaan untuk menggunakan moral knowing, moral feeling, dan moral action pada setiap keputusan akan mendidik manusia menjadi insan yang berkarakter. %D 2007 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib18216