%A NIM. 09110040 QAHAR AL BASIR %O Drs. Mustari, M.Hum. %T QAFIYAT AL BA' FI DIWAN ABI TALIB (DIRASAH TAHLILIYYAH SIMAIYYAH LI RIFFATERRE) %X Puisi Abu Thalib yang terhimpun atau terkumpul dalam diwan Abi Thalib ‘Ammu an Nabi shallahu ‘alaihi wasalammenupakan objek material dalam penelitan ini. Adapun puisi ini terterhimpun menurut akhir bait atau dalam ilmu ‘arudh dinamakan qafiyah. Dalam diwan ini tersusun qafiyah ba sampai qafiyah nun. Pada penelitian ini mengambil bait puisi pada qafiyah ba, yang kemudian peneliti memilih bait-bait puisi yang bernuansa pujian kepada Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam, agar penelitian kali ini tidak terlalu panjang.Pada penelitian ini peneliti menggunakan objek formalnya semiotik Riffaterre, salah satu teori yang dicutuskan oleh Micheal Riffatere. Untuk langkahnya adalah sebagai berikut, yang pertaman peneliti harus melakukan pembacaan heuristik atau pembacaan yang didasarkan arti kamus yang bercirikan ketidak gramatikan, pembacaan yang kedua adalah pembacaan hermeneutik atau retroaktif, pembacaan ini yang nantinya mencari model, matrik dan hipogram puisi,adapun menurut Riffaterre hipogram terbagi menjadi dua, yakni hipogram potensial dan aktual. Adapun hasil dari penelitian ini yang menggunakan objek materialnya qafiayah ba puisi Abu Thalib adalah sebagai berikut: untuk hasil pembacaan heuristik nya dihasilkan bahwa puisi masih tidak beraturan, makna yang dihaslkan peneliti masih terpisah-pisah, tersebar dan maknanya masih belum menyatu. kemudian setelah melakukan pembacaan yang kedua atau hermeneutik yang nantinya ditunjang dengan hipogram potensial bahwa artinya kekehawatiran Abu Thalib terhadap Nabi yang setiap waktu mendapat tekanan, hinaan, perlakuan tidak baik dari kalangan kaum Quraish, sehingga percobaan ingin membunuh Nabi, kemudian rasa kasih sayang yang dimiliki Abu Thalib terhadap Nabi, yang tidak bisa tenang ketika dalam satu hari Abu Thalib tidak bertemu Nabi. Model atau kalimat yang monumental dalam puisi ini adalah anta ar rasuulu rasuullahi na’lamuhu ‘alaika nuzzila min dzil ‘izzah artinya Engkaulah utusan, utusan Alloh yang kami mengetahuinya, padamulah diturunkan kitab-kitab dari sang pemilik kemulyaan, dan walakinana ahlu al khafa’idz wa an nuha idza thara arwahu al kamati min ar ra’ibi “Tetapi kami adalah para pemberani dan pemikir ketika telah terbang jiwa-jiwa para pahlawan yang gagah berani dari kertakutan”. Adapun matriknya (menurut hemat peneliti) adalah sebagai berikut “cinta kasih penyair (Abu Thalib) terhadap Rasulluh”. Kemudian hipogram aktualnya adalah Abu Thalib adalah salah satu pembesar pimpinan bangsa Arab yang mempunyai sifat baik hati dan penuh kasih sayang. Dia pula yang selalu menjaga dan membela Nabi Muhammad SAW dari gangguan kaum Quraish yang berniat menganiaya Nabi. Dalam sebuah riwayat dari Hisyam bin Muhammad bin Saib berkata bahwa Abu Thalib berwasiat kepada kaum Quraish untuk mengagungkan ka’bah, menjaga persaudaraan dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang terpercaya. %K Puisi Abu Thalib %D 2015 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib18530