%0 Thesis %9 Skripsi %A SYAFA'AT SYAREH SYIFA, NIM. 09110049 %B Fakultas Adab dan Ilmu Budaya %D 2015 %F digilib:18531 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Syiir Abdullah Zaini %P 187 %T ASH'AR ABDULLAH ZAYNI FI DIWAN HIDAN AL 'ATSAN (DIRASAH FI 'ILM AL QAFIYYAH) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18531/ %X Skripsi ini berjudul Asy’aru ‘Abdullah Zaini fi Diwan Haidzan al- ‘Atsyan (Dirasah fi ‘Ilmi al-Qafiyyah), Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh kesamaan bunyi akhir pada syi’ir yang dibuat Abdullah Zaini. Berangkat dari sini peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian guna melihat sejauh mana puisi Abdullah Zaini memiliki unsur qawafi yakni bunyi akhir yang berkaitan dengan makna. Sebab, peran penting kaitannya dengan makna, sebagaimana yang dikutip oleh Siswantoro bahwa “fungsi khusus puisi sebagai yang dibedakan dari musik adalah menyampaikan makna atau pengalaman lewat suara. Oleh karena itu, penulis mereduksi tiga rumusan masalah yang pertama adalah apa saja macam qafiyah yang terdapat pada syi’ir-syi’ir Abdullah Zaini, dan pertanyaan yang kedua, apa relevansi bunyi qafiyah rawi dengan makna dalam syi’ir-syi’ir Abdullah Zaini, dan pertanyaan ketiga Apa ‘aib-’aib qafiyah dalam syi’ir Abdullah Zaini Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka dan lapangan, yaitu peneliti mencoba meneliti dengan membaca, wawancara, menelaah dan mengkaji sumber-sumber referensi yang mendukung. Dan metode yang digunakan untuk mengolah data yang didapatkan menggunakan metode deskriptif karena jenis pendekatan penelitian ini adalah kualitatif yang disajikan secara terlampir. Hasil dari analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Syi’ir-syi’ir Abdullah Zaini dalam diwan “Haidzan al-‘Athsyaan” memiliki dua macam qafiyah sebagaimana macam qafiyah yang ada pada umumnya. Yaitu qafiyah muqayyadah dan qafiyah muthlaqah. a. Qafiyah muqayyadah. Dalam hal ini huruf-huruf yang terdapat pada syi’ir Abdullah Zaini yang digunakan sebagai rawi adalah huruf Ta, dal, Mim, dan Nun, sehingga menghasilkan bunyi akhir diantaranya : ah, ad, amimum dan anin. b. Qafiyah muthlaqah. Dalam hal ini, syi’ir-syi’ir Abbdullah Zaini hanya didapati huruf mim yang digunakan sebagai huruf rawi sehingga dari huruf tersebut menghasilkan bunyi akhir mi dan ma. 2. Relevansi bunyi qafiyah dilihat dari intisari syi’ir kemudian dikolerasikan antara unsur qafiyah dan sifat huruf hijaiyah sehingga menghasilkan nuansa syi’ir. Dalam hal ini terdapat tiga kelompok aspek nuansa syi’ir yaitu : a. Untuk syi’ir yang bernuansa riang, keras dan tegas, penyair menggunakan bunyi : an, um, aa, mi, ah. b. Untuk syi’ir yang bernuansa kerinduan, memuji Sang Pencipta, rasul dan menuai harapan, penyair menggunakan bunyi : aa, ii, am, ad, in, im, an. c. Untuk syi’ir yang bernuansa, sedih, tenang dan doa, penyair menggunakan bunyi : ii, mi, aa, im. 3. Dalam kaidah ilmu qawafi, syi’ir-syi’ir Abdullah Zaini tidak jarang didapati kesempurnaan qafiyahnya. Bila dilihat dari hal tersebut, terdapat ‘aib-’aib qafiyah seperti: itha, ikfa, ijazah dan sinad. %Z DR. H. A. PATAH, M.Ag.