%0 Thesis
%9 Skripsi
%A MUHAMAD PAJANG, NIM. 10510048
%B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
%D 2015
%F digilib:19222
%I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
%K Demokrasi, Islam, Hasan al-Banna.
%T PANDANGAN HASAN AL-BANNA TENTANG DEMOKRASI
%U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19222/
%X Dalam realitas panggung politik internasional di Negara Islam Timur Tengah,  demokrasi nampaknya dimungkinkan dalam jangka panjang. Sebab secara kultural  dan historis, inilah wilayah paling sulit di dunia bagi kebebasan politik dan  demokrasi. Tetapi orang-orang Islam semakin tidak seragam dalam bersuara dan  terdapat pertumbuhan arus pluralis demokratis. Sebuah kelompok Islam reformis  yang baru tumbuh sedang bergulat dengan pertanyaan tentang bagaimana melakukan  medernisasi dan demokratisasi sistem politik dan ekonomi dalam sebuah konteks  Islam.  Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan  menggunakan data-data yang diperlukan berdasarkan pada literatur-literatur primer  dan sekunder. Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Deskriptif. Dalam hal ini  menguraikan pandangan Hasan al-Banna mengenai demokrasi secara sistematis.  Dalam penelitian ini dibahas masalah pandangan Hasan al-Banna tentang demokrasi.  Islam mengajak kita mengikuti aturan yang lurus dan benar, baik sebagai  individu maupun kelompok bangsa-bangsa agar terhindar dari kesesatan dan kerugian  dunia dan akhirat. Karena itu seorang muslim yang peduli dengan negara dan  kehidupan masyarakatnya, pastilah akan berusaha menemukan sistem apa dan figur  pemimpin yang bagaimana seharusnya perbaikan nasib Negara dan masyarakat  dipercayakan. Tokoh-tokoh Islam Mesir yang terkemuka di antaranya Hasan al-  Banna yang terlibat sebagai intelektual muda serta sebagai seorang pemikir  kontemporer yang lebih menekankan relevansi Islam dengan soal-soal duniawi, yang  perlu di ubah untuk memperbaiki kondisi masyarakat Mesir yang dikala itu dilanda  krisis ideologi dan dekadensi moral yang parah. Sehingga timbul kecaman fondasi  negara jahiliyah berdasarkan Nasionalisme dan mengusulkan Islam sebagai solusi  alternatif terhadap kompleksitas problem umat manusia. Hasan al-Banna merupakan  seorang tokoh dari gerakan yang paling berpengaruh pada abad dua puluh yang  berusaha menggerakan kembali masyarakat muslim ketatanan Islami murni.  Sejarah Mesir tidak bisa dipisahkan dari Ikhwanul Muslimin. Ikwanul  Muslimin didirikan Hasan Al-Banna tahun 1976 saat Mesir masih berada di bawah  koloni Inggris. Sebagai orator yang ulung, keberadaan Hassan Al-Banna dan  Ikhwanul Muslimin dipandang sebagai ancaman bagi rezim pemerintahan Mesir,  termasuk Raja Farouk I, karena setiap orasi Al-Banna dinilai mampu memobilisasi  massa. Saat Inggris memberikan kemerdekaan kepada Mesir di tahun 1922, Palestina  tengah bergolak. Hassan al-Banna pun mengirimkan pasukan Ikhwanul Muslimin  untuk membantu Palestina melawan Israel. Pergerakan Ikhwanul Muslimin yang kian  masif membuat pemerintah Mesir semakin khawatir yang berujung pada pembunuhan  terhadap Hassan al-Banna ditahun 1948.
%Z Imam Iqbal, S.Fil.I., M.S.I.