%A NIM. 10510048 MUHAMAD PAJANG
%O Imam Iqbal, S.Fil.I., M.S.I.
%T PANDANGAN HASAN AL-BANNA TENTANG DEMOKRASI
%X Dalam realitas panggung politik internasional di Negara Islam Timur Tengah,
demokrasi nampaknya dimungkinkan dalam jangka panjang. Sebab secara kultural
dan historis, inilah wilayah paling sulit di dunia bagi kebebasan politik dan
demokrasi. Tetapi orang-orang Islam semakin tidak seragam dalam bersuara dan
terdapat pertumbuhan arus pluralis demokratis. Sebuah kelompok Islam reformis
yang baru tumbuh sedang bergulat dengan pertanyaan tentang bagaimana melakukan
medernisasi dan demokratisasi sistem politik dan ekonomi dalam sebuah konteks
Islam.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan
menggunakan data-data yang diperlukan berdasarkan pada literatur-literatur primer
dan sekunder. Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Deskriptif. Dalam hal ini
menguraikan pandangan Hasan al-Banna mengenai demokrasi secara sistematis.
Dalam penelitian ini dibahas masalah pandangan Hasan al-Banna tentang demokrasi.
Islam mengajak kita mengikuti aturan yang lurus dan benar, baik sebagai
individu maupun kelompok bangsa-bangsa agar terhindar dari kesesatan dan kerugian
dunia dan akhirat. Karena itu seorang muslim yang peduli dengan negara dan
kehidupan masyarakatnya, pastilah akan berusaha menemukan sistem apa dan figur
pemimpin yang bagaimana seharusnya perbaikan nasib Negara dan masyarakat
dipercayakan. Tokoh-tokoh Islam Mesir yang terkemuka di antaranya Hasan al-
Banna yang terlibat sebagai intelektual muda serta sebagai seorang pemikir
kontemporer yang lebih menekankan relevansi Islam dengan soal-soal duniawi, yang
perlu di ubah untuk memperbaiki kondisi masyarakat Mesir yang dikala itu dilanda
krisis ideologi dan dekadensi moral yang parah. Sehingga timbul kecaman fondasi
negara jahiliyah berdasarkan Nasionalisme dan mengusulkan Islam sebagai solusi
alternatif terhadap kompleksitas problem umat manusia. Hasan al-Banna merupakan
seorang tokoh dari gerakan yang paling berpengaruh pada abad dua puluh yang
berusaha menggerakan kembali masyarakat muslim ketatanan Islami murni.
Sejarah Mesir tidak bisa dipisahkan dari Ikhwanul Muslimin. Ikwanul
Muslimin didirikan Hasan Al-Banna tahun 1976 saat Mesir masih berada di bawah
koloni Inggris. Sebagai orator yang ulung, keberadaan Hassan Al-Banna dan
Ikhwanul Muslimin dipandang sebagai ancaman bagi rezim pemerintahan Mesir,
termasuk Raja Farouk I, karena setiap orasi Al-Banna dinilai mampu memobilisasi
massa. Saat Inggris memberikan kemerdekaan kepada Mesir di tahun 1922, Palestina
tengah bergolak. Hassan al-Banna pun mengirimkan pasukan Ikhwanul Muslimin
untuk membantu Palestina melawan Israel. Pergerakan Ikhwanul Muslimin yang kian
masif membuat pemerintah Mesir semakin khawatir yang berujung pada pembunuhan
terhadap Hassan al-Banna ditahun 1948.
%K Demokrasi, Islam, Hasan al-Banna.
%D 2015
%I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
%L digilib19222