%0 Thesis %9 Skripsi %A NUR HAMMAD, NIM. 11520012 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2015 %F digilib:19253 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %T RESEPSI ANGGOTA JAMA’AH TABLIGH DI DESA BANASARE KECAMATAN RUBARU KABUPATEN SUMENEP TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19253/ %X Jama’ah Tabligh sebagai penggerak dakwah Islam dengan motode khuruj sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena dianggap fundamentalis bahkan konservatis. Ini berkait dengan pilihan anggota kelompok tersebut, apapun latar belakangnya, untuk mengikuti praktik kehidupan Salafus Salih dengan merujuk dan berpegang teguh pada ajaranajaran Rasulullah. Pilihan yang demikian muncul dari komitmen terhadap dogmatisme agama yang ketat dan mengikat. Akan tetapi dalam menyikapi berbagai tantangan modernitas, anggota Jama’ah Tabligh cenderung memiliki keberagaman perspektif, semisal dalam konteks resepsi terhadap produkproduk teknologi informasi. Untuk itu, perbedaan yang mucul adalah bagaimana resepsi anggapan Jama’ah Tabligh terhadap produk-produk teknologi informasi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan Sosiologi Agama yang berfokus pada komunitas Jama’ah Tabligh di Desa Banasare, Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep. Dalam kerja analisisnya, penelitian ini mengoperasikan konsep yang digagas Robby Habiba Abror dalam disertasi berjudul Identitas Islamis dalam Tegangan dan Negosiasi antara Dogma dan Modernitas Komunitas Salafi di Yogyakarta terhadap Fenomena Ghibah Infotemen. Dari hasil pendekatan teoretik dan metodologis, peneliti menemukan bahwa anggota Jama’ah Tabligh mengalami tegangan antara dogma agama dan modernitas dengan berbagai produknya. Dengan itu, mereka melakukan negosiasi makna dan identitas diri dalam komunitas Jama’ah Tabligh kemudian memutuskan untuk tidak anti modernitas dengan mengonsumsi produk-produk teknologi informasi yang notabene merupakan produk modernitas. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa Jama’ah Tabligh sebagai komunitas salafi tidak selamanya ajeg dalam gerakan Islamisme yang monoton, akan tetapi juga merepresentasikan bentuk komunitas yang postmodern dengan gaya hidup yang tidak anti terhadap modernitas demikian serta genre dakwah yang terbilang baru. %Z Dr. Ustadi Hamzah, S.Ag., M.Ag.