@article{digilib19457, month = {February}, title = {Moralitas wakil rakyat}, author = {Hamdan Daulay}, publisher = {KR (Kedaulatan Rakyat)}, year = {2016}, journal = {KR (Kedaulatan Rakyat)}, keywords = {Moralitas, wakil rakyat}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19457/}, abstract = {BERBAGAI tindakan wakil rakyat (DPR) akhir-akhir ini tampaknya semakin banyak yang aneh dan tidak memiliki kepekaan terhadap penderitaan rakyat. Di tengah krisis yang memrihatinkan, wakil rakyat sibuk p/esir ke berbagai negara hingga bertemu calon Presiden Amerika Serikat. Di tengah penderitaan rakyat, wakil rakyat sibuk memperkaya diri dengan meningkatkan gaji yang tidak wajar dan berbagai fasilitas yang terkesan meogada-ada. Di luar gaji yang tergolong sudah besar, wakil rakyat masih mengumbar nafsu serakah untuk menaikkan uang tunjangan. Mereka meminta kenaikan tunjangan kehormatan, komunikasi, fungsi pengawasan dan lain-lain. Padahal di sisi lain ratusan ribu guru honorer dan bidan honorer menangis, berdemo menuntut kejelasan nasib mereka. Banyak di antara mereka yang sudah bekerja puluhan tahun hanya digaji Rp 700.000 bahkan ada yang lebih rendah dari itu. Begitu minimnya gaji guru honorer, sehingga membuat mereka ada yang nyambi sebagai tukang ojek dan tambal ban. Di tengah rendahnya gaji yang diterima guru honorer, mereka tetap\_ tulus dan ikhlas menjalankan tugas mulia itu' sebagai 'pahlawan tanpa tanda jasa'.} }