relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19836/ title: MAJELIS SIMA’AN AL-QUR’ĀN MANTAB PURBOJATI DALAM MUJAHADAH ŻIKRUL GĀFILĪN AHAD LEGI (STUDI LIVING QUR’AN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) creator: NAFISAH, NIM. 12530031 subject: Ilmu Alqur’an dan Tafsir description: Penelitian ini adalah membahas tentang tradisi Sima‟an al-Qur‟ān Mantab Purbojati dalam MujahadahŻikrul Gāfilīn Ahad Legi. Tradisi ini sudah berjalan lama dan tetap berjalan hingga sekarang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Praktik ini tidak hanya menjadi tradisi di DIY saja, akan tetapi di berbagai daerah di Pulau Jawa dan Sekitarnya, juga telah menjadi sebuah tradisi yang dilaksanakan selapan sekali.Tradisi ini terdapat dua prosesi yaitu Mujahadah Żikrul Gāfilīn dan Sima‟an al-Qur‟ān 30 Juz. Fokus pembahasan dari penelitian skripsi ini adalah terkait dengan bagaimana praktik Majelis Sima‟an al-Qur‟ān Mantab Pubojati dalam Mujahadah Żikrul Gāfilīn Ahad Legi dan apa makna praktik pembacaan al-Qur‟ān dalam Sima‟an al-Qur‟ān Mantab Purbojati tersebut bagi para pelaku, baik makna bagi Pengurus dan Ḥuffāḋ, maupun makna bagi para jama‟ah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskripsi dengan pendekatan etnografi. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Mengenai analisis data yang penulis gunakan, penulis memilih anallisis deskripsi-eksplanasi. Analisis eksplanasi digunakan untuk menegtahui alasan, sehingga latar belakang dari praktik Sima‟an al-Qur‟ān dapat terungkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, Praktik Sima‟an al- Qur‟ān ini dilaksanakan rutin setiap Hari Ahad Legi. Prosesi acaranya dua kali, yang pertama pada malam Ahad Legi dilaksanakan Mujahadah Żikrul Gāfilīn, pada hari Ahad-nya setelah shalat Subuh hingga Isya‟ dilaksanakan Sima‟an al- Qur‟ān, yang dibaca oleh para Ḥuffāḋpilihan Gus Miek dari Jawa Timur. Sima‟an al-Qur‟ān ini diawali dengan membaca surat al-Fatihah sebagai tawassul kepada ahli kubur. Kedua, membaca al-Qur‟ān 30 Juz dengan metode Sima‟an. Ketiga, ketika Sima‟an al-Qur‟ān sudah sampai juz 29, Sima‟an dihentikan kemudian membaca amalan Żikrul Gāfilīn lagi, Keempat Mauidzah Hasanah, Kelima, ditutup dengan do‟a Khotmil Qur‟an. Adapun Makna praktik Sima‟an al-Qur‟ān Mantab Purbojati tersebut berdasarkan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannhein terdapat 3 kategori makna yang diperoleh, Pertama, Makna Obyektif dari praktik Sima‟an al-Qur‟an tersebut menunjukkan pada element yang harus ada pada praktik tersebut, yaitu pertama, adanya orang yang disimak dan penyimak al-Qur‟an, sebagai penyimak adalah para jama‟ah atau Sami’in , dan yang disimak adalah Ḥuffāḋ dari jawa timur. Kedua, tugas bagi para penyimak adalah menyimak bacaan para Ḥuffāḋ , apabila terjadi kesalahan baca, Sami‟in wajib membenarkan bacaan Ḥuffāḋ . Ketiga, waktu Sima‟an al-Qur‟an Mantab Purbojati, yakni setiap hari ahad Legi, Keempat, Tempat pengunduh, dilakukan diberbagai tempat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Makna Ekspesive yang berbentuk fadhilah, barokah, keutamaan dan pembelajaran serta makna dokumenter sebagai suatu kebudayaan yang menyeluruh. date: 2016-01-26 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19836/2/12530031_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19836/1/12530031_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf identifier: NAFISAH, NIM. 12530031 (2016) MAJELIS SIMA’AN AL-QUR’ĀN MANTAB PURBOJATI DALAM MUJAHADAH ŻIKRUL GĀFILĪN AHAD LEGI (STUDI LIVING QUR’AN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.