eprintid: 19880 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 6 dir: disk0/00/01/98/80 datestamp: 2016-03-18 02:01:53 lastmod: 2016-03-18 02:01:53 status_changed: 2016-03-18 02:01:53 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: SALIMUDIN, NIM. 1320510004 title: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR (Kajian atas Ayat-ayat Teologis dalam al-Kasysyaf dan Mafatih al-Gaib) ispublished: pub subjects: AgFil divisions: pps_agamfil full_text_status: restricted keywords: al-Kasysyaf, Mafatih al-Gaib, Qira’at, Tafsir note: Dr. KH. Hilmy Muhammad, M.A abstract: Penelitian ini mengkaji varian qira’at dalam ayat teologis yang dikhususkan pada ayat-ayat terkait kehendak Allah (iradah) dan perbuatan manusia (af’al al-ibad). Qira’at dilihat dalam berbagai sisi, mulai dari ragam, bentuk, kualitas, fungsi dan pengaruhnya dalam tafsir. Kitab primer penelitian adalah al-Kasysyaf karya al-Zamakhsyari dan Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin al-Razi. Kedua kitab tafsir tersebut dipilih dikarenakan dalam menafsirkan al-Qur’an keduanya menggunakan qira’at sebagai sumber penafsirannya, di samping kedua kitab tafsir adalah karya dari dua tokoh besar dalam dua aliran yang berbeda. Tiga rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1). Bagaimana ragam qira’at dalam ayat-ayat teologis kedua tafsir, 2). Apa pengaruh qira’at dalam penafsiran ayat teologis dan 3). Apa kelebihan dan kekurangan dari kedua kitab tafsir terkait dengan bahasan qira’at. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan historiskebahasaan. Pendekatan ini digunakan untuk melihat latar belakang penulis kitab, perkembangan qira’at serta untuk memahami konstruk pemikiran al- Zamakhsyari dan al-Razi terkait qira’at dan penggunaannya dalam penafsiran al- Qur’an. Dari kajian tersebut, beberapa hasil penelitian antara lain: pertama, ragam qira’at yang digunakan dalam menafsirkan al-Qur’an tidak lepas dari pemahaman al-Zamakhsyari dan al-Razi terhadap keberadaan qira’at. Al-Zamakhsyari memahami qira’at bersifat ijtihadi sedangakan al-Razi memahami qira’at bersifat tauqifi, dengan demikian al-Zamakhsyari tidak mengikutkan ittisal al-sanad sebagai syarat shahih sebuah qira’at sedangkan al-Razi mengikutkannya. Kedua, ragam qira’at dalam kedua kitab tafsir terbagi dalam ranah usul dan farsy. Dari segi kualiatas, keduanya memberikan porsi terhadap qira’at mutawatir, masyhur, a