@mastersthesis{digilib19944, month = {October}, title = {KONSEP DOA PARA NABI DALAM AL-QUR?AN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM: 1320512099 AHMAD FAUZI}, year = {2015}, note = {Dr. Ahmad Baidhowi, M.Si.}, keywords = {Doa, Permohonan, dan al-Qur?an}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19944/}, abstract = {Realitas pada masa modern dengan kemajuan teknologi menjadikan manusia dapat mengabaikan dimensi sosial dan dimensi spiritual. Pada sisi lain, manusia membutuhkan kekuatan spiritual yang mampu menenteramkan jiwa yaitu dengan berdoa. Menurut Izutsu bentuk komunikasi verbal yang terjadi antara Tuhan dan manusia dapat terjadi dengan manusia mengambil inisiatif untuk melakukan hubungan verbal dan komunikasi dengan Tuhan melalui isyarat bahasa yang lazim disebut dengan doa. Doa merupakan komunikasi transendental dimana pemohonnya adalah manusia dengan situasi yang luar biasa yakni pada keadaan dan jiwa yang di luar situasi terbatas. Asy-Sya?rawi menyebutkan doa yang terbaik adalah doa yang terdapat dalam al-Qur?an dengan banyak redaksi ayat doa dan pemanjatnya tanpa terkecuali doa yang dipanjatkan oleh para nabi. Para nabi yang notabene manusia pilihan yang membawa pesan Tuhan dan memiliki hubungan kedekatan dengan Tuhan pasti memiliki hubungan intim yang dimana Tuhan selalu men-istij{\=a}bah setiap permohonan yang dipanjatkan oleh para nabi. Sehingga perlu adanya penelitian yang mendalam terkait problematika hakikat dan konteks dari doa para nabi. oleh karena itu, hal yang krusial pengangkatan objek material dalam penelitian ini adalah kategorisasi doa para nabi sehingga nampak problem dan situasi yang mendasari doa dipanjatkan. Sehingga penelitian ini menggunakan corak kepustakaan (library research), dengan metode tematik (mau{\d d}{\=u}?{\=i}), dan menggunakan analisis deskriptif yang mengadopsi teori al-Farm{\=a}w{\=i}. Adapun hasil penelitian konsep doa para nabi dalam al-Qur?an ditemukan; pertama, mengenai konteks doa para nabi terpetakan dalam permohonan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Isi permohonan sendiri di antaranya kedamaian, pertolongan atau perlindungan, rezeki, syukur, kekuasaan, keturunan, keteguhan hati, ilmu pengetahuan, perjalanan atau berpergian, keselamatan, ber-tawajjuh kepada Allah Swt., kehancuran atau kebinasaan, kesembuhan, tawakal (berpasrah diri kepada Allah Swt.), rahmat dan ampunan, meninggal dalam keadaan Islam, dikumpulkan bersama orang-orang saleh, dan masuk surga. Kedua, mengenai hakikat doa para nabi dipengaruhi dua faktor: a) faktor yang muncul dari psikologis atau kejiwaan, seperti rasa bahagia atau sedih. b) faktor yang dipengaruhi oleh keadaan, seperti keadaan lapang atau sempit, keadaan mendesak atau genting. Dengan penemuan di atas, diharapkan dapat mencontoh akhlak para nabi dalam berinteraksi kepada Allah Swt., yaitu berdoa. Mulai dari tatacara, pelaksanaan, dan isi permohonan. Kata kunci: Doa, Permohonan, dan al-Qur?an} }