TY  - CONF
ID  - digilib20044
UR  - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20044/
A1  - Kuncahyono, Trias
Y1  - 2016/04/18/
N2  - Mohammed Bouazizi, nama lengkapnya Tarek al-Tayeb Mohamed Bouazizi (26),
pedagang kaki lima yang menjual buah dan sayuran, membakar diri di Sidi Bouzid,
Tunisia. Hari itu, I 7 Desember 20 I 0. Dengan membakar diri, Bouazizi tidak bermaksud
untuk memulai sebuah revolusi Tunisia. Ia, bahkan, tidak tahu, tidak memperkirakan
bahwa tindakannya memotivasi rakyat di sejumlah negeri Dunia Arab bergerak
memperjuangkan perubahan sosial, perubahan politik; reformasi demokratik, melawan
rezim yang berkuasa, dan pada ujungnya menyingkirkan penguasa yang dianggap
otoritarian, yang dianggap diktator, yang dianggap hanya memikirkan diri dan keluarga
serta kelompoknya saja.
Meskipun tindakan bakar diri Bouazizi lebih merupakan ungkapan kefrustasiannya
menghadapi beratnya hidup ketimbang sebuah keputusan yang dimaksudkan untuk
mendorong terjadi perubahan sosial dan politik, tetapi apa yang ia lakukan menjadi simbol
gerakan lokal dan kerusuhan yang pada akhirnya melanda seluruh Tunisia dan bahkan
melintas perbatasan dan mengobarkan pergolakan di sejumlah negara di Dunia Arab.
Bouazizi tidak menginspirasi pergolakan di Arab karena ia istimewa; ia menginspirasi
demonstrasi karena situasinya sama sekali tidak unik. Tidak unik, karena situasi di negaranegara
lain di Timur Tengah dan Afrika utara, hampir sama dengan situasi di Tunisia.
Bouazizi menjadi simbol ekspresi frustasi sosial-kultural yang begitu kuat:
ketidakmampuan anak muda mewujudkan cita-cita menjadi matang, dewasa, mandiri,
memiliki pekerjaan. 1 Bouazizi secara cepat menjadi simbol keputusasaan ekonomi yang
sama-sama dirasakan mayoritas rakyat Tunisia
KW  - Arab Spring
KW  -  Timur Tengah
TI  - ARAB SPRING DAN MASA DEPAN TIMUR TENGAH (TINJAUAN SEORANG WARTAWAN)
M2  - Yogyakarta
AV  - public
T2  - Seminar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bekerjasama dengan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
ER  -