%0 Thesis %9 Skripsi %A APRILIA LARASATI, NIM. 11540034 %B Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam %D 2016 %F digilib:20258 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Interaksi, Masyarakat Pribumi, Pendatang, Tradisi Krapyakan %P 131 %T POLA INTERAKSI MASYARAKAT PRIBUMI DAN PENDATANG DALAM TRADISI KRAPYAKAN (Studi Kasus di Padukuhan Kaligayam, Desa Kulur, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20258/ %X Setiap hubungan kehidupan manusia dengan alam maupun dengan manusia lainnya pasti menghasilkan interaksi sosial. Karena manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitasnya, manusia pasti membutuhkan individu lain untuk membantu aktivitasnya. Dalam kehidupan bersama, manusia menciptakan suatu hubungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui hubungan tersebut, manusia sebenarnya menyampaikan beberapa maksud, tujuan dan keinginan masing-masing. Oleh karena itu, untuk mencapai keinginan tersebut harus di wujudkan dengan adanya hubungan timbal balik (interaksi) antar kelompok dalam masyarakat. Hubungan timbal balik inilah yang tercermin pada masyarakat Padukuhan Kaligayam dengan masyarakat sekitar dan masyarakat pendatang dalam tradisi Krapyakan. Karena hubungan tersebutlah penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang “Pola Interaksi Masyarakat dalam Tradisi Krapyakan” (Studi Kasus di Padukuhan Kaligayam, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo). Krapyakan adalah sebuah tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Padukuhan Kaligayam sebagai wujud syukur kepada Alloh karena sumber mata air yang ada di Padukuhan tersebut dapat membantu kehidupan warga masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana interaksi yang terjalin antara masyarakat Padukuhan Kaligayam dengan masyarakat sekitar dan para pendatang dalam tradisi Krapyakan serta untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempererat interaksi tersebut. Teori yang penulis gunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah teori struktural fungsional milik Robert K.Merton, dimana teori ini menegaskan bahwa masyarakat berada dalam keadaan yang statis atau seimbang. Teori ini mmenafsirkan bahwa masyarakat berada dalam sebuah struktur dan bagian-bagian yang saling berhubungan. Untuk mengetahui sekaligus menjawab permasalahan tersebut, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian lapangan (field research). Penulis berusaha mengungkap realita di lapangan berkaitan dengan tradisi Krapyakan. Sedangkan untuk menganalisis permasalahan di atas, penulis menggunakan metode deskriptif, yakni penulis berusaha menceritakan keadaan yang sesungguhnya dengan melakukan wawancara oleh beberapa orang pendatang dan masyarakat Padukuhan Kaligayam. Penulis melakukan observasi dan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Terakhir penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yanng dianggap relevan untuk melakukan pembahasan penelitian, dengan cara mengolah data yang ada yang terkait dengan penelitian, kemudian di tarik kesimpulan. Hasil penelitian sementara, terlihat interaksi sosial masyarakat Padukuhan Kaligayam dengan para pendatang berjalan dengan harmonis, meskipun sedikit terjadi konflik, namun konflik tersebut tidak berlangsung sampai berkepanjangan. Dalam pelaksanaan tradisi Krapyakan masyarakat melaksanakannya dengan senang hati dan tulus ikhlas, karena jika masyarakat tidak melaksanakan tradisi tersebut masyarakat serasa ada yang kurang lengkap. Hubungan baik antara masyarakat Padukuhan Kaligayam dengan masyarakat pendatang di tunjukkan dengan sikap ramah dan antusias masyarakat dalam mengikuti setiap rangkaian kegiatan tradisi Krapyakan. Karena dengan ikut berpartisipasi aktif, masyarakat juga turut melestarikan kebudayaan dan tradisi yang ada di Padukuhan tersebut. Faktor yang mempererat interaksi dalam tradisi Krapyakan diantaranya faktor agama, kebiasaan hidup, ekonomi, dan gotong royong. %Z Rr Siti Kurnia Widiastuti, S.Ag.