relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20306/ title: KESADARAN EKOLOGI KOLEKTIF: KRITIK TERHADAP HABITUS MASYARAKAT PINGGIR SUNGAI GAJAH WONG (Studi Kasus Masyarakat Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta) creator: PUJI HARTATI, NIM. 12540069 subject: Sosiologi Agama description: Masyarakat hidup tidak terlepas dari lingkungan. Sungai Gajah Wong merupakan ekologi yang berada di sekitar Padukuhan Papringan, terutama masyarakat pinggir sungai Gajah Wong, wajib menjaga lingkungan dan atau ekologi sungai yang berada sebelah masyarakat tinggal. Tidak hanya itu masyarakat pinggir sungai Gajah Wong juga harus menjaga sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai, baik di tengah-tengah sungai maupun di pinggir sungai. Sampah yang dibuang di sungai Gajah Wong merupakan sampah pencemar lingkungan. Dapat kita ketahui sampah adalah kotoran yang berada di diri kita maupun di sekitar lingkungan tempat tinggal. Sebagai makhluk hidup bermasyarakat tidak terlepas dari sampah seperti: plastik, pampers, kardus, kertas, botol, dan daun-daunan. Sedangkan sampah limbah rumah tangga berupa; pembuangan air laundry, toilet, dan air bekas cucian piring yang berasal dari limbah dapur (comberan). Oleh karena itu, masyarakat yang sering membuang sampah di sekitar sungai Gajah Wong terutama masyarakat pinggir sungai itu sendiri sudah selayaknya menjaga lingkungan, terutama sungai Gajah Wong yang berada di Padukuhan Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Dari pemaparan di atas muncul pertanyaan penelitian yaitu (1) kontribusi doxa memposisikan agama dan lingkungan dan (2) nilai-nilai yang membentuk habitus masyarakat pinggir sungai Gajah Wong. Untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan teori Habitus dan konsep doxa dari Pierre Bourdieu yang melihat kesadaran membuang sampah di pinggir sungai Gajah Wong. Sungai memberi harapan terhadap agen yang beroperasi dalam arena pinggir sungai Gajah Wong yang memberikan dukungan penuh terhadap habitus yang dimiliki oleh pelaku pembuang sampah di pinggir sungai Gajah Wong. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada pelaku pembuang sampah di pinggir sungai Gajah Wong yang ditemui di sungai maupun di rumah yang bertempat di Padukuhan Papringan. Metode observasi yang dilakukan selama kurang lebih dua-tiga bulan. Dilanjutkan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi doxa dalam konsep habitus masyarakat pinggir sungai Gajah Wong, Padukuhan Papringan, Caturtunggal adalah membenarkan membuang sampah di sungai. Dengan demikian, masyarakat yang dipengaruhi oleh ruang pembenaran membuang sampah di sungai akan terbentuk dengan kebiasaan dengan sendirinya untuk membuang sampah di sungai Gajah Wong. Adanya kontribusi doxa akan menciptakan nilainilai yang membentuk habitus masyarakat pinggir sungai Gajah Wong, seperti nilai agama, peraturan undang-undang, dan peraturan yang di buat oleh masyarakat Padukuhan Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. date: 2016-01-11 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20306/1/12540069_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20306/2/12540069_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: PUJI HARTATI, NIM. 12540069 (2016) KESADARAN EKOLOGI KOLEKTIF: KRITIK TERHADAP HABITUS MASYARAKAT PINGGIR SUNGAI GAJAH WONG (Studi Kasus Masyarakat Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.