@mastersthesis{digilib20496, month = {March}, title = {AKTUALISASI DIRI SANTRI DALAM LINGKUNGAN BERBAHASA ARAB PERSPEKTIF ABRAHAM MASLOW (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL YOGYAKARTA)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 1420410108 IFNANI IFKA}, year = {2016}, note = {Dr. Hisyam Zaeni, M.A}, keywords = {aktualisasi diri, lingkungan berbahasa}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20496/}, abstract = {Peran bahasa dalam suatu komunitas khususnya di lingkungan berbahasa bukanlah sebatas pembelajaran yang hanya diketahui melainkan juga penerapan yang kontinu dalam komunikasi sehari-hari. Berawal dari penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, yaitu dalam perbedaan ekspresi diri setiap individu untuk berkomunikasi dengan individu lainnya. Dimana setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda dalam berkomunikasi, hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh faktor internal (kepercayaan diri) dan eksternal (lingkungan). Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji perihal ekspresi diri seseorang dalam berbahasa, yaitu berkaitan dengan aktualisasi diri, sebagaimana terdapat dalam teori Abraham Maslow. Dalam teori Abraham Maslow, menjelaskan bahwa sejatinya manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan (internal dan eksternal) yang harus dipenuhi untuk dapat mengaktualisasikan dirinya, kebutuhan tersebut meliputi aspek fisiologis, keamanan, penghargaan, kasih sayang dan aktualisasi diri. Penerapan kebutuhan tersebut tentunya terdapat dalam kehidupan sehari-hari seseorang yaitu dalam lingkungan dimana ia tinggal, dalam penelitian ini lingkungan untuk dapat mengaktualisasikan diri adalah di pesantren dan khususnya dalam lingkungan berbahasa (bi?ah al-lugawiyah). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan lingkungan berbahasa santri di PPM-MBS, bentuk hierarki kebutuhan santri berdasarkan teori Abraham Maslow, indikator santri dalam mencapai aktualisasi diri dan hambatan aktualisasi diri di lingkungan PPM-MBS. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah simak, cakap dan dokumentasi dan uji keabsahan data menggunakan tehnik triangulasi data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: pertama, pengelolaan lingkungan berbahasa di PPM MBS yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan telah terorganisir dan terlaksana meskipun terdapat beberapa hal yang belum maksimal. Kedua, bentuk hierarki kebutuhan manusia dalam teori Abraham Maslow yang mencakup kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, penghargaan, dan aktualisasi diri di lingkungan PPM-MBS telah terpenuhi meskipun ada beberapa santri yang merasa kurang terpenuhi. Ketiga, menurut Abraham Maslow, dalam mencapai proses aktualisasi diri dapat diketahui melalui 12 ciri-ciri, yaitu:1. menerima apa adanya, 2. membedakan yang benar dan salah, 3. rendah hati, sabar dan mau mendengarkan orang lain, 4. sedikit rasa cemas, takut dan pesimis, 5. bertanggung jawab, 6. kreatif, fleksibel, spontan, berani dan terbuka, 7. memiliki integritas dan kadar konflik yang rendah, 8. berfikir positif, 9. mementingkan diri sendiri dan orang lain, 10. mandiri dan toleransi, 11. teguh pendirian, 12. penyayang dan sehat. Dari beberapa ciri-ciri tersebut, banyak santri yang masih belum menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di pesantren. Keempat, hambatan dalam mencapai aktualisasi diri bagi santri di lingkungan MBS adalah dari faktor pendidik, diri santri sendiri dan fasilitas pesantren. Dengan demikian, dalam proses aktualisasi diri seseorang khususnya dalam bidang bahasa, diperlukan banyak faktor pendukung, bukan hanya hierarki kebutuhan namun juga lingkungan bahasa yang memadai.} }