@incollection{digilib20584, volume = {Vol. 1}, number = {No. 1}, month = {April}, author = {Ema Marhumah}, booktitle = {KH. A. WAHID HASYIM Sejarah, Pemikiran, dan Baktinya Bagi Agama dan Bangsa}, address = {Jombang}, title = {PEMIKIRAN A. WAHID HASYIM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KESETARAAN GENDER}, publisher = {Pesantren Tebuireng}, year = {2011}, pages = {395--403}, keywords = {A. Wahid Hasyim, Tokoh}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20584/}, abstract = {Dan Islam pada hakikatnya tidak mengenal eliskrirninasi atau sikap membeda-bedakan di dalam segala hal," kata A. Wahid Hasyim ketika memberikan sambutan pada pembukaan penyerahan PTAIN eli Yogyakarta 26 September 1951. Itulah prinsip yang elipegang teguh oleh A. Wahid Hasyim dalam sepak terjang baik eli bidang penclidikan, politik, maupun keagamaan. Menulis sejarah tokoh seperti A. Wahid Hasyim (selanjutnya disingkat AWH) yang terkait dengan persoalan relasi gender adalah sangat sulit. Hal ini karena tidak semua tokoh membicarakan segala sesuatunya terkait persoalan gender dan secara apresiatif membahas gender. Inilah problem pertama. Problem kedua, pada era kehidupan sang tokoh, belum tentu ia menghadapi problem gender seperti saat ini yang dapat dilihat secara kasat mata. Ketiga, bisa saja terjadi pada saat itu memang tidak ada orang yang sensitif melihat persoalan relasi gender, meskipun fenomenanya ada, namun tidak dianggap sebagai sebuah kesenjangan gender. Dalam konclisi demikian, ban yak literatur metode penelitian perspektif gender mengarahkan para peneliti untuk membaca ulang dan meng-} }