@mastersthesis{digilib20622, month = {April}, title = {HARMONI TEODISI DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT YOGYAKARTA (STUDI RELASI PENGANUT AGAMA BAHA?I DENGAN MASYARAKAT MULTIRELIJIUS MEMBANGUN RUANG RUKUN DI YOGYAKARTA)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 1420510003 IFTAHUUL MUFIANI, STHI}, year = {2016}, note = {Dr. Munawar Ahmad, S.S, M.Si,}, keywords = {Harmoni, Teodisi, Agama Baha?i.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20622/}, abstract = {Di tengah maraknya sikap-sikap intoleransi khususnya di Yogyakarta, agama Baha?i hadir sebagai sebuah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Penganut Baha?i mampu membetengi diri dari masyarakat yang beragam. Agama Baha?i di Yogyakarta merupakan agama yang tergolong minoritas namun dalam kesehariannya mereka mampu menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis. Dengan demikian agama Baha?i adalah salah satu contoh agama yang dapat memelihara sikap-sikap toleransi. Kerukunan antara penganut agama Baha?i dengan masyarakat multirelijius nampak paling tidak dalam dua hal: pertama, dari pola relasi antar penganut agama Baha?i. Kedua, realitas kerukunan tercermin dalam lingkungan sosial masyarakat. Masyarakat Baha?i di Yogyakarta secara aktif terlibat dalam berbagai aktivitas sosial maupun aktivitas keagamaan, serta menjunjung tinggi sikap toleransi beragama, kerjasama, dan kebersamaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui harmoni teodisi dalam masyarakat di Yogyakarta. Adapun metode pada penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial yang dikemukakan oleh Peter L. Berger. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana profil penganut Baha?i dan relasi pengetahuan teodisi yang dibangun antara penganut agama Baha?i dengan masyarakat multirelijius yang ada di Yogyakarta. Apa upaya dari penganut Baha?i dalam membangun daya akomodatif ruang sosial dengan masyarakat multirelijius menuju harmoni di Yogyakarta. Relasi pengetahuan teodisi penganut agama Baha?i dengan masyarakat multirelijius dapat mampu membentuk masyarakat yang harmonis, tidak lain tercipta melalui banyaknya ruang toleransi yang bernuansa agama dan sosial. Ruang-ruang tersebut memberikan sumbangan terbesar dalam membentuk masyarakat yang harmonis. Relasi pengetahuan teodisi yang dibangun oleh penganut agama Baha?i dengan masyarakat multirelijius dapat menciptakan sikap harmoni dan damai di lingkungan masyarakat Yogyakarta. Dengan melakukan relasi pengetahuan teodisi di antaranya dalam tiga hal yaitu teologi, hubungan sosial, dan hubungan kemanusiaan. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam membangun daya akomodatif ruang sosial dalam relasi penganut Baha?i dengan masyarakat multirelijius menuju harmoni di Yogyakarta. Dalam hal ini penganut Baha?i melakukan empat kegiatan untuk membangun ruang rukun di masyarakat multirelijius di antaranya kelas anak-anak, kelas remaja, doa bersama dan kelompok belajar (institute ruhi).} }