<> "The repository administrator has not yet configured an RDF license."^^ . <> . . . "PENGATURAN-DIRI\r\nDALAM BELAJAR\r\n(SELF REGULATED LEARNING)\r\nMAHASISWA DITINJAU DARI\r\nSTRATEGI EXPERIENTIAL LEARNING\r\nDAN JENIS KELAMIN"^^ . "Pendahuluan\r\nA. Latar Belakang Masalah\r\nMotivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan\r\nseseorang dalam kesuksesan akademik dan non-akademik. Ini tentu\r\nselaras dengan ajaran agama Islam bahwa ‘segala perbuatan tergantung pada\r\nniatnya’, karena niat oleh sejumlah ahli diidentikkan sebagai motivasi1.\r\nPengalaman peneliti selama mengajar psikologi, bahasan tentang\r\nmotivasi selalu hal yang paling menarik bagi mahasiswa. Ini ditunjukkan\r\ndengan selalu banyak pertanyaan terkait motivasi. Bahkan dalam\r\nsejumlah penelitian ditemukan bahwa motivasi merupakan faktor terbesar yang memberikan kontribusi terhadap kesuksesan akademik.2\r\nNamun demikian motivasi saja dipandang tidak cukup untuk membawa\r\nseseorang meraih kesuksesan akademik. Hasil penelitian Alsa\r\nmenunjukkan bahwa seseorang dapat meraih kesuksesan dalam bidang\r\nakademik jika dia memiliki motivasi belajar yang tinggi, kemudian\r\ndisertai dengan penggunaan strategi-strategi belajar tertentu, seperti\r\nmenggunakan strategi menghafal (rehearsal) untuk materi-materi yang\r\nsifatnya hafalan seperti menghafal rumus-rumus, menghafal ayat-ayat\r\nal-Qur’an, dan sebagainya. Di sisi lain menggunakan strategi pendalaman\r\n(elaboration) untuk memahami materi sejarah Nabi Muhammad SAW,\r\ndan sebagainya.\r\nTidak cukup memiliki motivasi dan strategi-strategi belajar, seseorang\r\nyang sukses akademik juga memiliki perencanaan, pengontrolan,\r\ndan evaluasi terhadap proses pembelajarannya.3 Dalam istilah psikologi,\r\nperencanaan, pengontrolan, dan evaluasi tersebut diistilahkan sebagai\r\nregulasi metakognitif. Ini artinya bahwa untuk meraih kesuksesan\r\nakademik, maka seseorang perlu memiliki perencanaan belajar yang\r\nbaik yang dijabarkan dalam target-target, baik target jangka pendek\r\nmaupun target jangka panjang. Selanjutnya perencanaan yang telah dibuat\r\ntersebut dikontrol dalam penerapannya. Pengontrolan dimaksudkan\r\nsebagai untuk mengendalikan laju kegiatan yang telah direncanakan.\r\nAkhirnya, hasil dari apa yang telah dikerjakan perlu dievaluasi. Evaluasi\r\nartinya seseorang meninjau kembali apa yang menjadi penyebab\r\nkesuksesan atau kegagalan dari hasil yang diperoleh. Dari evaluasi\r\ntersebut seseorang dapat mengetahui apa yang harus dikerjakannya\r\n(diperbaiki) dan apa yang harus dikurangi atau bahkan ditinggalkannya.\r\nTerakhir, seseorang yang sukses secara akademik melakukan\r\npenataan terhadap lingkungan belajarnya. Menata lingkungan belajar\r\nartinya, seseorang mampu mengatasi hambatan yang dapat mengganggu\r\nkegiatan belajarnya. Misalnya, jika seseorang merasa terganggu jika\r\nkondisi lingkungan belajar berisik atau rame, maka upaya yang dilakukannya (bisa jadi) adalah memohon kepada teman-teman sebagai\r\nsumber rame untuk tidak rame. Dalam perspektif psikologi, motivasi,\r\nstrategi belajar kognitif, regulasi metakognitif, dan kelola sumber daya\r\n(lingkungan, waktu, dan meminta bantuan/help seeking) diistilahkan\r\nsebagai pengaturan diri dalam belajar (self regulated learning). Latipah\r\n(2012) mengungkapkan bahwa pengaturan diri dalam belajar bagi\r\nmahasiswa sangat dipentingkan karena kebanyakan mahasiswa sudah\r\nberpisah dari orang tuanya. Dalam kondisi demikian, tidak ada lagi\r\nintervensi dari orang tua terkait pembelajarannya, dan karenanya hanya\r\ndiri mahasiswalah yang seharusnya mengatur diri dalam pembelajarannya.\r\nFakta di lapangan menunjukkan bahwa sekalipun mahasiswa sangat\r\ntertarik dengan tema masalah motivasi dalam pembelajaran, namun hasil\r\npenelitian Latipah (2009) ditemukan bahwa mahasiswa pada program\r\nstudi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) memiliki motivasi\r\nbelajar yang rendah. Ini terutama pada mata kuliah matematika dan\r\npembelajarannya. Setelah dikroscek dengan mahasiswa, mereka mengaku\r\nbahwa rendahnya motivasi belajar mereka dalam bidang matematika\r\ndikarenakan matematika dipandang sebagai materi yang abstrak.\r\nPadahal sesungguhnya, matematika merupakan materi yang sangat\r\nmungkin dikonkritkan meskipun objek kajiannya berisfat abstrak.4\r\nJika motivasi belajar rendah, tentu akan berdampak pada rendahnya\r\npenggunaan strategi belajar, rendahnya regulasi metakognitif, dan\r\nrendahnya mahasiswa untuk menstruktur lingkungan yang dapat\r\nberdampak pada kesuksesan belajarnya. Singkat kata, mahasiswa\r\nmemiliki tingkat pengaturan diri dalam belajar yang rendah. Jika pengaturan diri dalam belajarnya rendah, maka dapat diprediksi\r\nkemampuan akademik merekapun akan cenderung rendah.\r\nDi antara faktor yang dipandang menyebabkan rendahnya\r\npengaturan diri dalam belajar mahasiswa adalah terkait dengan\r\npenggunaan strategi pembelajaran oleh dosen. Ini artinya dosen\r\nseyogianya memberikan ruang bagi mahasiswa untuk terlibat secara\r\naktif dalam aktivitas pembelajaran. Terlibat secara aktif artinya dosen\r\nmelibatkan mahasiswa untuk berpikir dengan cara memberikan\r\nkesempatan yang cukup besar untuk sesi bertanya (tanya jawab). Tidak\r\nsekedar terlibat secara aktif, mahasiswa perlu diajak untuk belajar\r\nmembangun atau merumuskan sebuah konsep. Dalam merumuskan\r\natau membangun konsep, dosenpun menggunakan cara yang deduktif,\r\ndi mana mahasiswa diajak untuk mengonstruksi sendiri konsep-konsep\r\nyang telah dijelaskan melalui pembelajaran deduktif. Menurut Kolb5,\r\nmahasiswa juga seyogianya melakukan refleksi atas kegiatan pembelajarannya.\r\nRefleksi dimaksudkan sebagai meninjau atau memikirkan\r\nkembali, apakah pembelajaran dan perumusan konsep yang telah\r\ndilakukannya sudah sesuai atau belum. Untuk mengevaluasi betul\r\ntidaknya, akhirnya mahasiswapun melakukan eksperimentasi aktif, yaitu\r\nmencoba mengaplikasikan dalam kehidupan nyatanya.\r\nProses sebagaimana diuraikan di atas, menurut Zimmerman sangat\r\nmemungkinkan untuk mampu meningkatkan kemampuan mengatur diri\r\ndalam pembelajaran bagi mahasiswa. Sebagaimana dikemukakannya\r\nbahwa siklus dalam membangun pengaturan diri dalam belajar meliputi:\r\npemikiran ke depan, performansi atau pengontrolan kemauan, dan\r\nmerefleksikan apa yang telah dilakukan.6 Strategi tersebut diidentifikasi Joyce sebagai strategi experiential learning.7 Atas hal tersebut maka strategi\r\nexperiential learning dipandang berkaitan atau mampu meningkatkan\r\nkemampuan mengatur diri dalam belajar mahasiswa.\r\nSecara umum, antara laki-laki dan perempuan memiliki prestasi\r\nyang sama dalam hal inteligensi. Hal tersebut di antaranya dikarenakan\r\npara penyusun tes menghilangkan hal yang menguntungkan suatu\r\nkelompok (Halpern & LaMay, 2000). Namun demikian para peneliti\r\nkadang menemukan perbedaan dalam hal kemampuan kognitif secara\r\nspesifik, seperti dalam hal kemampuan visual-spasial yaitu kemampuan\r\nuntuk membayangkan dan memanipulasi secara mental gambar dua dan\r\ntiga dimensi. Bahkan sejumlah penelitian menemukan bahwa laki-laki\r\nsecara umum memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengerjakan\r\ntugas-tugas visual-spasial dibanding perempuan. Di sisi lain perempuan\r\nmemiliki kemampuan yang lebih dibanding laki-laki dalam hal\r\nkemampuan penguasaan kosa kata dan dapat mengidentifikasi katakata\r\nyang mereka perlukan untuk mengekspresikan pikiran mereka\r\ndengan lebih cepat (Lippa, 2002). Adanya kemampuan kognitif yang\r\nberbeda antara laki-laki dan perempuan ini dipandang berdampak pula\r\npada pengaturan diri dalam belajar antara laki-laki dan perempuan."^^ . "2013-01-01" . . . "Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan"^^ . . "Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan"^^ . . . . . . . . "Eva"^^ . "Latipah"^^ . "Eva Latipah"^^ . . . . . . "PENGATURAN-DIRI\r\nDALAM BELAJAR\r\n(SELF REGULATED LEARNING)\r\nMAHASISWA DITINJAU DARI\r\nSTRATEGI EXPERIENTIAL LEARNING\r\nDAN JENIS KELAMIN (Text)"^^ . . . "EVA LATIPAH - PENDIDIKAN KARAKTER.pdf"^^ . . . "PENGATURAN-DIRI\r\nDALAM BELAJAR\r\n(SELF REGULATED LEARNING)\r\nMAHASISWA DITINJAU DARI\r\nSTRATEGI EXPERIENTIAL LEARNING\r\nDAN JENIS KELAMIN (Other)"^^ . . . . . . "lightbox.jpg"^^ . . . "PENGATURAN-DIRI\r\nDALAM BELAJAR\r\n(SELF REGULATED LEARNING)\r\nMAHASISWA DITINJAU DARI\r\nSTRATEGI EXPERIENTIAL LEARNING\r\nDAN JENIS KELAMIN (Other)"^^ . . . . . . "preview.jpg"^^ . . . "PENGATURAN-DIRI\r\nDALAM BELAJAR\r\n(SELF REGULATED LEARNING)\r\nMAHASISWA DITINJAU DARI\r\nSTRATEGI EXPERIENTIAL LEARNING\r\nDAN JENIS KELAMIN (Other)"^^ . . . . . . "medium.jpg"^^ . . . "PENGATURAN-DIRI\r\nDALAM BELAJAR\r\n(SELF REGULATED LEARNING)\r\nMAHASISWA DITINJAU DARI\r\nSTRATEGI EXPERIENTIAL LEARNING\r\nDAN JENIS KELAMIN (Other)"^^ . . . . . . "small.jpg"^^ . . "HTML Summary of #20919 \n\nPENGATURAN-DIRI \nDALAM BELAJAR \n(SELF REGULATED LEARNING) \nMAHASISWA DITINJAU DARI \nSTRATEGI EXPERIENTIAL LEARNING \nDAN JENIS KELAMIN\n\n" . "text/html" . . . "Buku" . .