%0 Thesis %9 Skripsi %A ENY BADRIYATUL ALAMMIYAH, NIM. 12250053 %B FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI %D 2016 %F digilib:20992 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K intervensi mikro pekerja sosial, warga binaan pemasyarakatan, masa reintegrasi, lembaga pemasyarakatan %P 122 %T INTERVENSI MIKRO PEKERJA SOSIAL TERHADAP WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PADA MASA REINTEGRASI (STUDI KASUS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A YOGYAKARTA) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20992/ %X Penghapusan sistem penjara menjadi sistem pemasyarakatan bagi para pelanggar pidana hendaknya dibarengi dengan perubahan mantan narapidana. Jika sistem penjara menerapkan efek jera dan sistem pemasyarakatan menerapkan bimbingan intelektual, spiritual dan jasmani maka para narapidana akan lebih siap menghadapi lingkungannya setelah bebas. Dengan demikian tugas seorang pekerja sosial koreksional adalah mengembalikan fungsi sosial narapidana setelah dia bebas dengan melakukan bimbingan dari awal diterima hingga menjelang kebebasan. Untuk mengetahui bagaimana kondisi narapidana yang selanjutnya disebut WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) serta ingin mengetahui intervensi mikro apa yang diberikan terhadap WBP menjalang bebas maka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi WBP menjelang bebas serta metode casewore pekerja sosial koreksional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan alat wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap pekerja sosial koreksional yang mempunyai latar belakang pekerja sosial dan juga anak didiknya dalam masa reintegrasi atau menjelang bebas. Tiga dari WBP yang menjadi responden satu diantaranya mengalami kegelisahan ringan dan dua diantaranya tidak mengalami kegelisahan. Penyebab kegelisahan ini adalah faktor pribadi yang diakibatkan oleh orang lain serta pengaruh kondisi keluarga. Adapun intervensi mikro pada masa reintegrasi adalah konseling individu dan konseling keluarga atau terapi keluarga. Konseling individu menerapkan pendekatan humanistik dan pendekatan spiritual, sedangkan terapi keluarga menerapkan konstruktif. %Z Abidah Muflihati, S.Th.I, M.Si