eprintid: 21149 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 6 dir: disk0/00/02/11/49 datestamp: 2016-11-30 02:18:17 lastmod: 2016-11-30 02:18:17 status_changed: 2016-11-30 02:18:17 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: TAUFIQ AKBAR SIDIQ, NIM. 11120133 title: TRADISI JOLENAN DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO ispublished: pub subjects: S subjects: ki divisions: jur_spi full_text_status: restricted keywords: Jolenan, kontrak sosial, somongari note: Drs. H.Musa M, Si. abstract: Masyarakat Jawa memiliki kebudayaan yang beragam, hal ini di karenakan oleh kondisi sosial budaya masyarakat antara yang satu dengan yang lainnya berbeda. Salah satu bentuk tradisi atau kebudayaan Jawa yang populer di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo yang masih dipertahankan dan dilestarikan hingga sekarang adalah tradisi Jolenan. Tradisi Jolenan sudah dilaksanakan sejak pemerintahan Raden Lokajaya di Desa Somongari. Tradisi Jolenan mempunyai keunikan sendiri yang mana tidak menyerupai tradisi-tradisi di daerah lain. Jolenan berasal dari kata ojo dan lalen yang berarti jangan lupa. Maksud dari arti kata ojo dan lalen yaitu bahwa masyarakat desa Somongari untuk tidak lupa kepada Allah dan selalu bersyukur atas limpahan hasil bumi Somongari. Tradisi Jolenan juga dimanfaatkan sebagai sarana menjaga silaturahmi, terutama bagi masyarakat Somongari yang merantau keluar kota / PAKES (Paguyuban Keluarga Somongari). Hal tersebut dapat di amati ketika Jolenan dilaksanakan jumlah masyarakat perantauan yang pulang lebih banyak dari pada saat hari raya Idul Fitri. Penulis menggunakan pendekatan sosio-antropologis. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah penjelasan yang mampu mengungkapkan gejala-gejala dari suatu peristiwa yang berkaitan erat dengan struktur sosial dan proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial di dalam kehidupan masyarakat. Adapun teori yang digunakan yaitu teori kontrak sosial (social contract) yang dikemukakan oleh Emile Durkheim. Menurut Durkheim kontrak sosial masyarakat pedesaan selalu terikat dengan sumpah-sumpah sakral keagamaan yang memperlihatkan bahwa setiap kesepakatan terbentuk antara mereka bukan hanya ikatan kedua belah pihak, tetapi juga melibatkan campur tangan Tuhan di dalamnya. Studi ini menghasilkan beberapa penemuan, antara lain yang pertama adalah pelaksanaan tradisi Jolenan bermula dari perjanjian Adipati Singanegaran dengan raja makhluk halus agar membantu segala urusan Adipati Singanegaran dengan syarat diberi sesaji pada bulan safar hari selasa wage. Namun seiring berkembangnya Islam, masyarakat Desa Somongari percaya bahwa tradisi Jolenan memberikan berkah tersendiri bagi masyarakat dan akhirnya proses memberikan sesaji dll hanya dianggap sebagai simbol untuk bersyukur kepada Allah atas limpahan hasil bumi Somongari. Kedua, Masyarakat percaya bahwa Allah memberikan berkah yang melimpah bagi kehidupan masyarakat setelah tradisi Jolenan dilaksanakan Somongari. Ketiga, tradisi Jolenan masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa Somongari karena mampu menyatukan masyarakat dari berbagai daerah, memupuk kerukunan, menciptakan solidaritas tinggi dan di manfaatkan untuk silaturahmi khususnya bagi masyarakat Desa Somongari yang merantau ke kota-kota besar. Kata Kunci : Jolenan, kontrak sosial, somongari date: 2016-04-12 date_type: published pages: 89 institution: UIN SUNAN KALIJAGA department: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: TAUFIQ AKBAR SIDIQ, NIM. 11120133 (2016) TRADISI JOLENAN DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21149/1/11120133_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21149/2/11120133_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf