eprintid: 21367 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 71 dir: disk0/00/02/13/67 datestamp: 2016-08-04 03:01:50 lastmod: 2016-08-04 03:01:50 status_changed: 2016-08-04 03:01:50 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: HIRLAN, NIM. 1420410048 title: TRADISI MERARI’ SUKU SASAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH) ispublished: pub subjects: pen_isl divisions: pps_pai full_text_status: restricted keywords: tradisi merari’ (perkawinan), perspektif Pendidikan Islam note: Dr. Moh. Soehadha, M. Hum. abstract: Hirlan. Tradisi merari suku sasak dalam perspektik pendidikan Islam (studi kasus di Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah). Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Prodi: Pendidikan Islam, Konsentrasi: Pendidikan Agama Islam, 2016. Akulturasi antara Islam dan budaya lokal dalam banyak hal menjadi perhatian khusus terutama di kalangan umat Islam. Sinkretisme antara dua entitas tersebut yang terakomodasi dalam kearifan lokal ketika dikontekstualisasikan tentu memuat makna-makan uiniversal sehingga masih diakui dan dijalani oleh suatu komunitas masyarakat. Oleh karena itu, kajian studi mencoba mengenai erarifan lokal Sasak dengan muatan nilai-nilai di dalamnya sebagai slah satu proses pendidikan untuk membentuk tatanan sosial berdasarkan nilai-nilai pendidikan yang teraktualisasikan di dalamnya. Fokus utama studi ini adalah tradisi merari‟ suku Sasak. Merari’ adalah istilah dalam sistem perkawinan suku Sasak atau keseluruhan proses perkawinan suku Sasak dengan cara adat sebagai kearifan lokal dengan mengkaji nilai-nilai kearifan lokal di dalamnya kemudian dierelevansikan ke dalam pendidikan berdasarkan tata cara pengaktualisasiannya. Teori yang relevan untuk studi ini adalah teori perubahan "struktural fungsional", yakni dengan melihat fungsi agama dan adat dalam masyarakat. Studi ini menggunakan pendekatan antropologi. Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi langsung, wawancara mendalam, dan pembacaan dokumen. Hasil penelitian penulis dalam studi ini, sistem perkawinan suku Sasak dilakukan dalam beberapa tahap seperti proses perkawinan (pra nikah) dikenal dengan istilah midang sebagai proses ta‟arufan atau untuk saling kenal-mengenal satu sama lain. Selanjutnya pada proses inti dari perkawinan dengan melai’ang,selarian (membawa lari sang gadis) sebagai proses awal perkawinan, kemudian dilanjutkan dengan proses besejati, selabaran, nyongkolan dan balas ones naen sebagai tahap akhir sistem perkawinan suku Sasak. Adapun nilai-nilai kearifan lokal Sasak dalam tradisi merari’ sebagaimana analisis penulis terdapat beberapa nilai seperti 1) nilai solidaritas; 2) berani dan tanggung jawab; 3) musyawarah; 4) ta‟awun dan gotong royong; dan 5) ukhuwah islamiah. Adapun tradisi merari’ sebagai kearifan lokal Sasak ada beberapa pola pendidikan yang terimplementasikan dalam sistem perkawinannya seperti pola pendidikan bagi anak mencakup pendidikan Seks, pentingnya akhlak seperti etika, tata krama "sopan dan santun", kepatuhan, kasih sayang, hormat dan saling menghargai dan dan lain sebagainya. Selanjunya pola pendidikan bagi para orang tua dalam konsep pendidikan spiritualias dalam pengaktualisasian perkawinan dengan cara merari sebagaimana temuan penulis seperti 1) perkawinan dengan cara adat mengajarkan terntang kesabaran; 2) ikhlas, 3) memaafkan; 4) ukuwah Islamiah. date: 2016-06-28 date_type: published institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: PASCASARJANA UIN SUNAN KALIJAGA thesis_type: masters thesis_name: other citation: HIRLAN, NIM. 1420410048 (2016) TRADISI MERARI’ SUKU SASAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21367/2/1420410048_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21367/1/1420410048_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf