%A NIM. 09532011 DAFID SYAMSUDIN %O Prof. Dr. H. Fauzan Naif, MA. %T PENAFSIRAN BEDIUZZAMAN SAID NURSI TERHADAP AYAT-AYAT KEBANGKITAN-KEMBALI DALAM RISALE-I NUR %X Kebangkitan-Kembali menempati posisi kedua setelah ajaran keesaan Allah dalam al-Qur’an. Bahwasanya ajaran ini merupakan ajaran yang mengatakan bahwa pada hari kebangkitan manusia akan dibangkitkan kembali untuk menghadap Allah dalam proses pengadilan penentuan kehidupan setelahnya sesuai dengan perhitungan amalan baik dan buruknya saat di dunia. Ayat-ayat al- Qur’an yang mengangkat tema ini pada mulanya mendapat penolakan dari kaum Quraisy yang cenderung sekuler. Persoalan yang berhubungan dengan metafisika selalu menumbuhkan spekulasi. Cara pandang seseorang terhadap topik ini mempengaruhi caranya dalam menjalani hidup. Perubahan zaman yang begitu pesat akan mempengaruhi pola pikir keagamaan seseorang. Perdebatan seputar Kebangkitan-Kembali antar kelompok, tokoh, dan pemikir tidak mendapatkan satu kesimpulan yang pasti. Bahkan pandangan-pandangan tersebut mengaburkan seseorang dari keimanan terhadapnya. Adalah Bediuzzaman Said Nursi, yang berusaha menafsirkan ayatayat Kebangkitan-Kembali (Al-Ba’su) dengan karakteristik yang berbeda. Kebangkitan-Kembali diposisikan sebagai inti dari iman terhadap hari Akhir sebagai salah satu tonggak akidah Islam. Penafsirannya terhadap ayat-ayat Kebangkitan-Kembali bermuara pada kata La Ilaha Illa Allah Muhammadan al- Rasulullah, bahwa segala yang disuratkan dalam al-Qur’an tidak lain merupakan pancaran nama-Nya Yang Agung serta bukti yang nyata akan ke-Mahaluasan ciptaan-Nya. Dengan demikian, terdapat relasi antara manusia dan Allah sebagai saksi atas eksistensinya serta kepada Rasul yang mengemban misi keimanan terhadap Allah dan konsekuensi iman tersebut senantiasa tunduk. Di sini Said Nursi memandang bahwa ada korelasi antara iman dan amal. Dari pemahaman itu, skripsi ini dibuat untuk memaparkan bagaimana dan seperti apakah karakteristik penafsiran Said Nursi terhadap ayat-ayat Kebangkitan-Kembali. Kaitannya dengan sumber penafsiran, Said Nursi mengutamakan ayat-ayat al-Qur’an. Dengan mengurai ayat-ayat tertentu sesuai dengan temanya, penafsiran Said Nursi lebih cenderung pada metode Maudu’i (tematik). Sementara dalam penyajiannya, Said Nursi lebih mengarah pada corak tafsir Sufi-Nazari. Dengan demikian akan ditemukan sebuah formula yang sedikit berbeda dengan yang lain berdasarkan latar belakang dan keilmuan yang dimiliki oleh Said Nursi. Dan melalui itu semua, juga tidak menafikan terbentuknya sebuah penafsiran baru yang dihasilkan oleh seorang Said Nursi terhadap ayat-ayat yang berhubungan dengan Kebangkitan-Kembali. %D 2016 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib21796