eprintid: 21891 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 111 dir: disk0/00/02/18/91 datestamp: 2016-09-07 02:27:48 lastmod: 2016-09-07 02:27:48 status_changed: 2016-09-07 02:27:48 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: MUSODIKIN, SHI, NIM. 1420311028 title: KONSEP PENYELESAIAN NUSYŪZ ISTRI DALAM KITAB ‘UQŪDULLUJAIN FĪ BAYĀNI ḤUQŪQIZZAUJAIN KARYA SYAIKH AN-NAWAWI AL-BANTANI (STUDI PENDEKATAN UṢŪLUL FIQH) ispublished: pub subjects: hukum divisions: pps_hi full_text_status: restricted keywords: Nusyūz Istri, Metode Ijtihad, Penalaran Bayāni, Maṣlaḥah. note: Dr. Ali Shodiqin, M.A., abstract: Nusyūz merupakan sikap kedurhakaan/pembangkangan, sebagaimana yang diartikan para ‘ulama umumnya. Konsepsi nusyūz istri sudah dijelaskan dalam QS. An-Nisa’; 34 dan Ḥadiṡ, bahkan terkodifikasi dalam hukum positif. Namun hal ini masih terus menjadi perbincangan dikalangan ‘ulama terutama era kesetaraan gender, yang mana konsepsi nusyūz ini dinilai merugikan perempuan. Kontradiksi tersebut dikarenakan penafsiran dan pemahaman terhadap lafaẓ/teks Al-Qur’an serta faidah huruf wawu ( و ) pada ayat tersebut. Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana penyelesaian nusyūz istri dalam kitab fiqh dan hukum positif? Bagaimana konsep penyelesaian nusyūz istri dalam kitab ‘Uqūdullujain (studi pendekatan uṣūlul fiqh)? Bagaimana metode ijtihad Syaikh An-Nawawi Al-Bantani tentang penyelesaian nusyūz istri dalam kitab’Uqūdullujain? Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan kajian kepustakaan (library research). Selanjutnya proses penelitian tesis ini menggunakan teori analisis deskriptif dan content analysis, yang berusaha mengungkapkan konsep nusyūz istri dari data primer yakni kitab ‘Uqūdullujain Fī Bayāni Ḥuqūqizzaujain, Murāḥ Labīd Tafsir An-Nawawi (Tafsir Munīr), Tausyih ‘Ala Ibn Qosim dan dari data sekunder yakni kitab, buku, hasil penelitian atau karangan lain yang berkaitan dengan permasalahan ini. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendapat Syaikh An-Nawawi Al- Bantani terhadap QS. An-Nisa’; 34 tentang penyelesaian nusyūz istri, ia berpendapat huruf wawu ( و ) pada ayat tersebut berfaidah tartīb (berjenjang), yakni; tahap pertama menasehati (dengan cara lemah lembut, memberi kabar baik dan buruk akibat nusyūz seperti gugurnya nafkah) jika baru tanda nusyūz. Tahap kedua; pisah ranjang (tidak bersetubuh/jima’, meskipun bertahun-tahun tetapi tetap dalam komunikasi sebagai ta’dib) jika sudah jelas nusyūz. Tahap ketiga; memukul, oleh Syaikh An-Nawawi Al-Bantani menganjurkan untuk memaafkannya (tidak memukul) sebab hanya memberi kemaṣlahatan bagi suami saja, bahkan jika mengakibatkan madharat (bahaya) maka hukumnya haram. Hal ini berbeda dengan memukul anak yang meninggalkan shalat oleh walinya, karena pemukulan tersebut memberi kemaṣlahatan bagi anak. Oleh karenanya ia mengedepankan sikap sabar sebagaimana ia contohkan kesabaran Umar RA. dalam menghadapi istrinya yang nusyūz. Pemikiran tehadap teks tersebut, ia pahami dengan metode penalaran bayāni (teks/lafaẓ) dan konsep kemaṣlahatan suami-istri dalam mencapai; حفظ النسل (memelihara keturunan). Dengan demikian penulis menambahkan jika dengan nasehat, pisah ranjang (tidak bersetubuh) istri masih belum sadar atas nusyūznya, maka sebisa mungkin sikap kesabaran tersebut disertai musyawarah bersama dan bila diperlukan dapat melibatkan orang luar seperti orang tua atau ‘ulama, sehingga dapat tercapai kemaṣlahatan bersama. date: 2016-07-12 date_type: published pages: 140 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: PROGRAM PASCASARJANA thesis_type: masters thesis_name: other citation: MUSODIKIN, SHI, NIM. 1420311028 (2016) KONSEP PENYELESAIAN NUSYŪZ ISTRI DALAM KITAB ‘UQŪDULLUJAIN FĪ BAYĀNI ḤUQŪQIZZAUJAIN KARYA SYAIKH AN-NAWAWI AL-BANTANI (STUDI PENDEKATAN UṢŪLUL FIQH). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21891/1/1420311028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21891/2/1420311028_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf