@phdthesis{digilib22004, month = {June}, title = {PERSEPSI PENDAKI TENTANG KINERJA TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI DALAM PENGELOLAAN WISATA PERSPEKTIF PELAYANAN PUBLIK (STUDI PADA TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI RESORT SELO, BOYOLALI)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 11720011 RONI ZAKARIA}, year = {2016}, note = {Musa}, keywords = {Kinerja, Pelayanan Publik, Wisata, Taman Nasional}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22004/}, abstract = {Obyek wisata merupakan produk jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan jasa dengan harapan agar konsumen datang untuk berkunjung dan menikmati obyek wisata yang ditawarkan. Untuk dapat menarik minat pengunjung, TNGM selaku pengelola wisata minat khusus (pendakian di Gunung Merapi) harus dapat memberikan kualitas pelayanan terbaik untuk menciptakan suatu kepuasan konsumen. Kualitas layanan yang baik tentu tidak terlepas dari sebuah kinerja suatu perusahaan/lembaga tersebut. Adapun alasan peneliti mengambil tema riset ini adalah ingin memberikan perspektif baru dalam pelayanan publik. Pelayanan publik dalam bidang pariwisata yang dikelola oleh instansi pemerintah. Selama ini penelitian terdahulu lebih menyorot tentang pelayanan di Catatan Sipil, Akta Tanah dan Kantor Keimigrasian. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana persepsi pendaki terhadap kinerja Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dalam mengelola Taman Nasional berbasis wisata perspektif pelayan publik. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatatif. Peneliti mengumpulkan data-data di lapangan melalui observasi, wawancara, dan penelurusan dokumen. Temuan di lapangan dianalisis menggunakan teori kinerja birokrasi hasil pemikiran Agus Dwiyanto yang mempunyai lima (5) indikator dalam menentukan kinerja suatu instasi/lembaga. Adapun hasil penelitian tersebut adalah persepsi pendaki terhadap kinerja TNGM dalam mengelola belum maksimal bisa dilihat dari indikator berikut ini: produktivitas: Taman nasional belum mampu meningkatkan produtivitasnya semua pegawainya. Hal ini dikarena TNGM sebagai lembaga belum tepat dalam membagi pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian setiap pegawainya. Kualitas layanan: belum maskimal terlihat dari minimnya sarana dan prasarana yang ada dikarenakan minimnya anggaran. Responsivitas: tidak hadirnya petugas wajib di area wisata dikarenakan jam kerja yang tidak fleksibel. Responsbilitas: belum sesuainya biaya yang dikeluarkan dengan pelayanan yang didapat dan terakhir akuntabilitas: belum maksimal pelayanan yang diberikan.} }