%0 Thesis %9 Skripsi %A MUHTALIM, NIM. 12540003 %B FAKULTAS USHULUDIN %D 2016 %F digilib:22021 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Islam substantif,bangsa plural %P 131 %T KONSEP NEGARA ISLAM SUBSTANTIF DALAM SOSIOLOGI POLITIK INDONESIA KONTEMPORER (STUDI PEMIKIRAN NEGARA NIR KEKERASAN ABDURRAHMAN WAHID) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22021/ %X Perdebatan mengenai konsep negara terus menjadi perdebatan yang menarik dalam dinamika sosial politik di Indonesia. Ada banyak keinginan ideal dalam membangun negara. Sehingga tidak mengherankan bahwa adanya perdebatan menetukan dasar negara sering terjadi di dalam perjalanan politik. Negara yang seperti apakah yang dapat menampung semua kepentingan rakyat, baik kepentingan dalam bidang politik, sosial, budaya, bahkan kepentingan dalam memberikan kebebasan menjalankan agamanya. Perdebatan dalam menentukan sebuah ideologi bangsa masih akan menjadi perdebatan yang menarik. Termasuk keinginan beberapa golongan yang mengingikan berdirinya negara Islam di Indonesia. Abdurrahman Wahida sebagai salah satu cendekiawan Muslim kontemporer yang terlahir dari keluarga Pesantren yang terkenal dengan tradisi keilmuan Islam, ternyata Gus Dur tidak sepakat dengan konsep negara Islam jika di jadikan sebagai ideologi bangsa Indonesia. Ia lebih sepakat dengan konsep negara demokrasi, karena pandangannya tentang demokrasi sudah menjadi wujud dari realias bangsa yang plural dan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Terlahir dari keluarga yang memiliki pandangan agama yang moderat dan pemahaman agama yang mendalam, sehingga pemikiranya tentang substansi nilai-nilai ajaran agama jauh lebih penting ketimbang menggunakan agama sebagai alat politik yang di wujudkan melalui legal-formal dalam institusi. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library reseach) yaitu penelitian yang diperoleh melalui sumber pustaka, yang bisa diperoleh melalui sumber buku, majalah, jurnal, dokumen, artikel dan lain sebagainya. Dengan menggunakan metode pendekatan sosial-historis, sehingga akan di temukan data sesuai dengan perjalanan sejarah masyarakat. Metode yang digunakan adalah CDA (Critical Discourse Analysis), metode ini memiliki kelebihan yang tidak saja memberikan penjelasan pada teks saja, namun juga dapat mendiskripsikan kontekstual teks terhadap solusi sosiologisnya.Teknik pengolahan data secara kualitatif, dengan mengamati dan mencermati fenomena sosial, yang kemudian akan dilakukan penjelasan dengan menggunakan teori sosiologi of knowledge Michel Foucault. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Abdurrahman Wahid tidak sepakat dengan konsep negara Islam, karena ia menyadari bahwa konsep tersebut tidak ada dan tidak sesuai dengan keadaan bangsa yang plural. Abdurrahan Wahid berpandangan bahwa nilai-nilai agama lebih tepat sebagai jalan hidup, motivasi hidup, dan sebagai perbaikan moral masyarakat. Ketimbang agama di lembagakan dalam institusi negara, karena sangat rentan menimbulkan perpecahan dan sebagai alat untuk melanggegakan kekuasaan. Gus Dur sepakat dengan demokrasi, karena sesuai dengan nilai-nilai ajaran gama Isalam yang toleran, egaliter, dan memberi kebebasan kepada semua masyarakat untuk berekspresi tanpa harus didiskriminasi. %Z Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag. M.Hum M.A