%0 Thesis %9 Skripsi %A BINTI FADILAH ARFI, NIM. 12120021 %B FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA %D 2016 %F digilib:22051 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K perang Lampung, Kesultanan Banten, Keratuan Islam Darah Putih, kolonialisme Belanda %P 102 %T PERLAWANAN KERATUAN ISLAM DARAH PUTIH TERHADAP KOLONIALISME BELANDA DI LAMPUNG TAHUN 1850-1856 M %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22051/ %X Kajian ini membahas gerakan perlawanan Keratuan Islam Darah Putih terhadap kolonialsme Belanda yang ada di Lampung tahun 1850-1856 M. Keratuan Islam Darah Putih sendiri merupakan salah satu penguasa di Lampung yang mempunyai hubungan darah dengan kesultanan Banten. Pembahasan tentang gerakan perlawanan ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang sudah ada dengan memfokuskan tahun 1850-1856 M sebagai masa puncak gerakan perlawanan masyarakat Islam yang ada di Lampung serta berakhirnya pemerintahan Islam yang ada di Lampung yaitu Keratuan Islam Darah Putih. Selain itu perlwanan Keratuan Islam Darah Putih pada tahun 1850-1856 ini merupakan perlawanan dalam sekala nasional yang melibatkan masyarakat Banten dan Lampung dari berbagai daerah. Pembahasan yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi beberapa kejadian penting yang terjadi sebelum gerakan Keratuan Islam Darah Putih tahun 1850-1856, proses terjadinya gerakan perlawanan mulai dari persiapan hingga terjadinya perang, dan faktor-faktor yang menjadi pemicu dari gerakan perlawanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah memaparkan keadaan di Banten dan Lampung sebelum pertengahn tahun 1850, menggambarkan peristiwa gerakan perlawanan Keratuan Islam Darah Putih 1850- 1856, dan menganalisis faktor-faktor penyebab perlawanan Keratuan Islam Darah Putih. Setelah itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, penulis menemukan bahwa perlawanan yang ada di Lampung tidak hanya dilatar belakangi karena persoalan politik, melainkan juga disebabkan oleh persoalan ekonomi dan agama. Sikap pemerintah Belanda yang mengubah birokrasi pemerintahan dan juga penghapusan sistem keratuan di Lampung mendapatkan pertentangan dari masyarakat Lampung. Ditambah lagi dengan adanya pembebanan pajak, pemberlakuan sistem kerja paksa, monopoli perdagangan, pembukaan lahan perkebunan dengan mengambil lahan-lahan masyarakat memperparah keadaan masyarakat di Lampung. Pada bidang agama, adanya pembatasan dakwah para haji dan pengawasan terhadap pondok-pondok pesantren menjadi faktor penyebab perlawanan Keratuan Islam Darah Putih. %Z Drs. Sujadi, M.A.