%0 Thesis %9 Masters %A FAJAR, SHI 1420310051, NIM.1420310051 %B FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI %D 2016 %F digilib:22157 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %P 206 %T EMPOWERMENT (STUDI KASUS PROGRAM RINTISAN DESA INKLUSI SIGAB YOGYAKARTA) DIAJUKAN KEPADA PASCASARJANA UIN SUNAN KALIJAGA UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH KONSENTRASI KAUM DIFABEL DALAM ARENA PUBLIK %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22157/ %X Kaum difabel merupakan kelompok masyarakat yang selama ini berada dalam kondisi marginalisasi baik secara struktural maupun secara kultural.Sehingga mereka senantiasa menjadi objek stigma negatif, terpinggirkan, dan teralienasi dari dunia sosial akibat dari biasnya masyarakat dalam memandang atau memahami fakta disabilitas/difabilitas. Oleh karena itu SIGAB selaku NGO/LSM yang bergerak pada bidang advokasi dan pemberdayaan masyarakat mengupayakan dan mengkonstruksi sebuah ide tentang Desa Inklusi dengan bersandar pada pandangan dunia (world view) atau nilai-nilai HAM, difabilitas, dan inklusi untuk membuka ruang bagi difabel agar mampu tampil dalam arena publik untuk menyuarakan, memperjuangkan, dan mengartikulasikan kepentingan-kepentingannya secara mandiri serta ambil bagian dalam proses pembangunan pada level desa. Oleh karena itu, penulis hendak mendalami pemberdayaan (empowerment) kaum difabel dalam arena publik, dalam hal ini pemberdayaan oleh SIGAB Yogyakarta terhadap kaum difabel melalui program Rintisan Desa Inklusi (RINDI). Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) nilai-nilai pijakan yang menjadi basis tindakan SIGAB dalam memberdayakan kaum difabel; (2) konstruksi wacana untuk mewujudkan program RINDI; (3) perubahan yang dicapai dalam program RINDI dari aspek struktur signifikasi, dominasi, dan legitimasi; (4) strategi SIGAB dalam melembagakan desa inklusi. Dalam hal ini penulis menggunakan teori strukturasi Anthony Giddens sebagai pijakan analisis untuk memahami hubungan agen dan struktur. Penelitiaan ini merupakan jenis riset kualitatif, yakni merupakan suatu pendekatan dalam melakukan riset yang berorientasi pada penomena atau gejala yang bersifat alami. Risetsemacam ini sering disebut dengan Field Studi, atau Studi Observasional. Data-data diperoleh melalui wawacara, observasi, dan penelusuran kepustakaan. Temuan atau hasil penelitian ini adalah: Pertama, objektifikasi tindakan SIGAB dalam upaya memberdayakan kaum difabel mengacu kepada tiga pandangan dunia, yaitu pandangan dunia Hak Asasi Manusia (HAM), difabilitas, dan inklusifitas.Kedua, peran SIGAB mewujudkan RINDI sebagai berikut: pewacanaan melulai temu iklusi, membangun perpestif difabilitas pada level desa, kecamatan dan kabupaten, advokasi/audiensi kepada pemerintah dari level sampai kabauten, dan organisir aktor difabel desa.Ketiga,perubahan itu mencakup, aspek struktur signifikasi, dominasi, dan legitimasi. Dari aspek struktur signifikasi, label atau penyebutan “penyandang cacat” berubah menjadi istilah “difabel” yang berarti keragaman manusia dan keberbedan kemampuan. Dari aspek struktur dominasi, keberadaan difabel sudah mulai diakui dengan pelibatan dan pasrtisipasi difabel dalam proses pengambilan kebijakan dan penganggaran di lingkup pemerintah desa.Aspek legitimasi memberikan peluang bagi kaum difabel andil dalam pembangunan desa.Keempat, pelembagaan desa inklusi dilakukan agar tercipta suatu arus tindakan (praktik sosial) yang berorientasi pada nilai inklusi dan difabilitas. %Z Ro'fah BSW