%0 Journal Article %@ 1978-4457 %A Abdullah, Nafilah %D 2010 %F digilib:22367 %I Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %J Sosiologi Agama %K Muhammad Iqbal, filosofi dan kritik %N No. 2 %P 1-12 %T Muhammad Iqbal Mencari Tuhan dan Kritiknya Terhadap Filosof-Filosof Sebelumnya %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22367/ %V Vol.4 %X _r\rgumeot kosmologi yang senog JUga dinamakan argmnm sebab pertama, argtmlent ini bahasa fisosofis yang menyebutkan bahwa apa sa1a yang tetpdi pasti berawal dar:i sebab, dan sebab im JUga memptmya:i sebab dan seterusnya. Rangka:ian sebab sebab mungkin tanpa penghabisan atau mempunya:i tittk permulaan dalam sebabnya yang pertama. "'\quinas mengeluarkan kemungkinan adanya rangka:ian sebab - sebab yang tak ada batasnya, dan mengambil kestmpulan bahwa hams terdapat sebab pertama yang kemudian dinan1akan Tuhan. At·gumen tersebut, membedakan antara cuj~cm yang aksidental dan ciri~ ciri yang esensial tentang realitas, atau antara obyek-obyek yang bersifat sementara dan obyek~obuek yang bersifat permanen. Tiap-tiap kejadian an tara pembahan memerlukan suatu sebab, dan menumt logtka, kita hams kembali ke belakang;, kepada sebab yang berada sendiri, tanpa sebab atau kepada Tuhan yang berdiri sendtrL Oleh sebab 1tu maka Tuhan bet~sifat imanen dalam alam, ia adalah prinstp pembenh1k al2n1. Tuhan adalal1 syarat bagt perkembangan alam yang teratur serta sumber dan dasamya yang permanen. Kntik Iqbal terhadap dalli kosmologts. "Sebab pertama" yang dthasilkan oleh daltl ini, tidak bisa disebut Tuhan. Karena ia hanyalah salah satu dari rentetan sebab - akibat. Dan menghentikan rentetan ttu pada satu titik dan mena:ikkan salal1 satu dari padanya menJadi sebab pertanu yang megah ("Tuhan"), yang tiada bersebab lagi adalah mempermamkan hukum sebab - rnusabab ihl sendiri. Gerak dan Nihqyah (terbatas) ke Lanihqyah (t!ada batas) sepertl di ungkapkan dalam dalil kosmologts ini sama sekali tak dapat di benarkan, dan dalil ini gagal dalam keselumhan. Keywords: Muhammad Iqbal, filosofi dan kritik