@article{digilib22404, volume = {Vol.39}, number = {No. 1}, month = {June}, author = {Muhammad Alfatih Suryadilaga}, title = {ZIKIR MEMAKAI BIJI TASBIH DALAM PERSPEKTIF LIVING HADIS}, publisher = {Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI}, year = {2016}, journal = {Dialog : Jurnal Penelitian dan Kajian Keagamaan}, pages = {89--105}, keywords = {Zikir, Tasbih, Living Hadis, Makam Sunan Drajad, PP Luqmaniyyah Yogyakarta}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22404/}, abstract = {Zikir dan doa merupakan sesuatu yang dianjurkan dalam Islam. Bukti kecintaan manusia kepada Tuhannya adalah selalu mengingat kepada Allah swt. Dalam kesehariannya, paling tidak setiap muslim setelah salat lima waktu senantiasa melakukan zikir. Dalam budaya di Indonesia zikir tidak saja dilakukan secara individual melainkan juga secara bersama-sama atau berkelompok baik dalam jumlah kecil maupun besar, seperti istighasah yang dilakukan dalam jumlah yang besar dengan melakukan bacaan ayat suci al-Qur?an dan wirid lainnya. Zikir telah menjadi sebuah budaya di kalangan masyarakat muslim Indonesia. Adanya penggunaan tasbih dalam melakukan zikir tersebut dalam sejarahnya merupakan perintah Nabi saw. di mana pada zaman Rasulullah saw. pelaksanaan zikir memakai alat semacam bebatuan. Seiring perkembangan zaman, alat tersebut berubah seperti biji tasbih yang terbuat dari berbagai bahan seperti kayu, manik-manik, kaca, dan sebagainya. Bahkan sekarang ditemukan tasbih digital yang tidak saja bilangannya berjumlah 100 buah melainkan bisa dalam hitungan puluhan ribu bahkan ratusan ribu. Spesifikasi tasbih ini disesuaikan dengan kepentingan masing-masing pengguna tasbih, di mana dalam keseharian setelah shalat maka cukup memakai tasbih yang berukuran 99 buah atau yang lebih kecil 33 buah. Namun jika dalam zikir akan dibaca bacaan yang sangat banyak menggunakan tasbih digital. KATA KUNCI: Zikir, Tasbih, Living Hadis, Makam Sunan Drajad, PP Luqmaniyyah Yogyakarta} }