@phdthesis{digilib22709, month = {August}, title = {STIGMATISASI ORANG TUA TUNGGAL PEREMPUAN ( STUDI PADA MASYARAKAT PEDUKUHAN DONGKELAN, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL )}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 11720014 DANAR DWI SANTOSO}, year = {2016}, note = {Drs. Musa, M.Si}, keywords = {Orang Tua Tunggal Perempuan, Single Parent, Stigmatisasi}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22709/}, abstract = {Orang tua tunggal perempuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang tua yang telah menjanda, yang secara sendirian membesarkan anaknya tanpa kehadiran, dukungan, tanggung jawab suaminya dan hidup bersama dengan anaknya dalam satu rumah. Orang tua tunggal perempuan harus berperan ganda di sektor publik dan domestik, yaitu harus bekerja dan mendidik anaknya sekaligus. Masyarakat Jawa seringkali memberikan stigma pada orang tua tunggal perempuan / janda yang kebanyakan kita temukan dalam lagu-lagu jawa. Stigma tersebut adalah randha ompong, manusia murah, pedhotan, turahan, kempling? dan perempuan penggoda. Stigma ini membuat posisi orang tua tunggal perempuan/janda di masyarakat menjadi sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk stigmatisasi masyarakat terhadap orang tua tunggal perempuan dan sikap orang tua tunggal perempuan dalam merespon stigma tersebut. Penelitian yang dilakukan di Pedukuhan Dongkelan, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data primer adalah hasil wawancara dengan orang tua tunggal perempuan, masyarakat, pemerintah desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Sumber data sekunder diperoleh dari penelusuran dokumen dan akses website di Pedukuhan Dongkelan. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan teori stigma Erving Goffman untuk menemukan stigmatisasi yang dilekatkan masyarakat terhadap orang tua tunggal perempuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa stigma yang dilekatkan masyarakat terhadap orang tua tunggal perempuan adalah perempuan yang suka caper (cari perhatian), perempuan yang suka selingkuh, perempuan perebut suami orang, dan perempuan rendahan. Sikap orang tua tunggal perempuan dalam merespon stigma tersebut adalah dengan mengundurkan diri dari jabatan-jabatan sosial di masyarakat, membatasi interaksi sosial dengan masyarakat, bersikap tegas dan memiliki prinsip ketika bergaul dengan laki-laki, dan meminta saran atau dukungan sosial kepada saudara/keluarga dan teman. Upaya dalam aktivitas ekonomi adalah dengan bekerja di luar rumah, menggunakan uang pensiunan suami dan sawah peninggalannya, berhutang ke bank jika membutuhkan biaya besar, bekerja sampingan, dan dibantu anak yang bekerja part time.} }